Hujan Bom Israel Belum Berhenti di Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Pasukan penjajahan Israel (IDF) meningkatkan intensitas serangan mereka di Kota Gaza. Suara ledakan akibat serangan udara nyaris tanpa henti terdengar di wilayah tersebut.

Serangan brutal ini dilakukan sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkongsi dengan Presiden AS Donald Trump soal 20 poin gencatan senjata di Gaza.

Serangan udara terjadi di daerah-daerah yang Israel suruh warga Palestina mengungsi. Terjadi dua serangan berturut-turut di kamp pengungsi Nuseirat.

Satu serangan menghantam gerbang barat Rumah Sakit al-Awda, di mana beberapa warga sipil terluka, dan sekarang mereka menerima perawatan darurat di dalam rumah sakit. Serangan udara lainnya menargetkan sekelompok warga sipil di kamp tersebut, menewaskan tiga orang.

Pasukan darat Israel juga meledakkan seantero lingkungan pemukiman di Kota Gaza. Setiap menit, terjadi ledakan di Kota Gaza karena aktivitas darat Israel masih terus meluas mengingat ancaman berulang kali akan meningkat jika Hamas menolak proposal baru AS untuk perjanjian gencatan senjata.

Setidaknya 59 warga Palestina syahid akibat serangan Israel di Gaza sejak fajar, 20 diantaranya adalah pencari bantuan di bagian selatan dan tengah wilayah yang terkepung itu.

Setidaknya enam orang syahid dalam serangan pesawat tak berawak Israel di Deir el-Balah di Gaza tengah. Sumber di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa mengatakan kepada Aljazirah bahwa seorang anak dan seorang jurnalis termasuk di antara para korban.

Serangan udara Israel di sekitar kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah juga telah menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai lainnya, menurut sumber medis lokal yang dikutip oleh rekan-rekan kami di lapangan.

Serangan itu terjadi di daerah ramai di timur laut Nuseirat, lapor mereka. Sebelumnya, dilaporkan setidaknya 18 pencari bantuan telah terbunuh pada Selasa di bagian tengah wilayah kantong tersebut.