GOOTO.COM, Jakarta - Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu memberikan saran bagi pemerintah dalam menghadapi tarif impor yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Yannes menilai pemerintah perlu mengadopsi strategi ganda yang komprehensif untuk menghadapi tarif baru tersebut.
Iklan
"Pertama, segera melakukan berbagai diplomasi ekonomi yang intensif dengan USA untuk mencari pengecualiaan tarif atau setidaknya mengurangi dampaknya," kata Yannes kepada Gooto, Kamis, 10 April 2025.
"Kedua, segera memfokuskan diri pada penguatan daya saing industri otomotif nasional melalui berbagai insentif bagi para pelaku usaha yang mau berkontribusi dalam peningkatan kekuatan R&D yang berdampak pada peningkatan kandungan lokal yang riil, termasuk kompetensi SDM yang lebih kompetitif lagi menuju ke padat teknologi, bukan lagi padat karya seperti sekarang," ucapnya menambahkan.
Yannes mengatakan bahwa industri lokal perlu melakukan inovasi teknologi dan efisiensi produksi agar harga produknya bisa kompetitif terhadap produk komponen impor. Kemudian, pemberian insentif oleh pemerintah juga bisa membantu mengompensasi kenaikkan biaya ekspor akibat tarif, mendorong investasi dalam peningkatan efisiensi produksi dan inovasi teknologi, serta mempercepat pengembangan kendaraan listrik yang memiliki potensi yang besar di pasar regional dan global.
"Bentuk insentif tentunya beragam, mulai dari keringanan pajak, subsidi untuk riset dan pengembangan, meng-on-kan segera program super tax deduction, hingga dukungan untuk pelatihan tenaga kerja," ucap Yannes.
Semua saran yang disampaikan Yannes, perlu melibatkan multi kementerian. Selain itu, para pelaku usaha juga perlu segera melakukan diversifikasi pasar ekspornya selain ke Amerika Serikat, dengan mencari pasar baru ke ASEAN, Timur Tengah, dan Afrika secara agresif.
"Intinya, harus segera menciptakan peluang baru dan mengurangi ketergantungan pada pasar AS," kata Yannes memungkasi.
Sebelumnya, Gedung Putih mengeluarkan pengumuman bahwa Donald Trump telah meneken kebijakan tarif timbal balik demi memperkuat posisi ekonomi internasional dan melindungi pekerja domestik di AS. Sejumlah negara, termasuk Indonesia, dinilai telah memanfaatkan AS secara tidak adil dalam perdagangan internasional.
Pilihan Editor: Mudik Bogor-Semarang Pakai Toyota Yaris Cross Hybrid, Tak Pegal dan Irit
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto