Grab Tolak Tuntutan Ojol Turunkan Potongan Komisi, Apa Alasannya?

7 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan pengemudi ojek online (ojol) memadati kawasan Patung Kuda, Jakarta, Selasa siang, 20 Mei 2025. Mereka berunjuk rasa menuntut penurunan potongan biaya dari pihak aplikator yang dianggap terlalu tinggi. Massa aksi mulai berorasi sejak pukul 13.00 WIB, menggunakan tiga mobil komando.

Para pengemudi meminta perusahaan aplikasi menurunkan potongan biaya aplikasi dari 20 persen menjadi 10 persen. Menurut salah satu orator yang menyampaikan lewat pengeras suara, potongan tersebut berdampak buruk terhadap pendapatan para pengemudi di seluruh Indonesia.

Sekretaris Jenderal Serikat Pengemudi Online Indonesia (Sepoi), Einstein Dialektika, menegaskan tuntutan penurunan potongan aplikasi merupakan keharusan karena sistem saat ini merugikan para pengemudi. Ia juga mendesak pemerintah menerbitkan payung hukum untuk melindungi pekerja ojol dari berbagai bentuk kerentanan. “Banyak regulasi yang menyulitkan ojol,” kata Einstein di lokasi unjuk rasa.

Senada dengan itu, Ketua Serikat Pekerja Angkutan Umum Indonesia (SPAI), Lily Pujiati, menyebutkan sejumlah aplikator telah melanggar aturan pemerintah dengan memotong komisi lebih dari 20 persen. Bahkan, ia mengklaim ada pengemudi yang mengalami pemotongan hingga 70 persen.

Sementara itu, Grab Indonesia menolak tuntutan menurunkan potongan aplikasi dari 20 persen menjadi 10 persen. Pihak Grab menyatakan bahwa potongan tersebut sudah sesuai dengan perhitungan operasional dan diperlukan demi keberlanjutan layanan.

Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy, menjelaskan potongan 20 persen digunakan untuk mendanai berbagai layanan, mulai dari pengembangan fitur teknologi di aplikasi hingga layanan pelanggan 24 jam. “Ketika potongan dikurangi menjadi 10 persen, akan berdampak terhadap hilangnya sejumlah fitur yang sebelumnya hadir di aplikasi Grab,” ujar Tirza dalam sebuah diskusi di Pakubuwono, Senin malam, 19 Mei 2025.

Tirza mengakui banyak pihak menuntut pengurangan potongan. Namun, ia meminta semua pihak mencermati tuntutan itu secara matang berdasarkan perhitungan yang realistis. Tirza juga membantah tudingan bahwa aplikator menyengsarakan pengemudi karena potongan yang lebih dari 20 persen.
“Ada banyak fitur teknologi yang mendukung aplikasi dan sistemnya, kemudian pengembangan fitur dan biaya operasional. Kami juga punya layanan telepon gratis lewat aplikasi yang tidak perlu memakai pulsa. Dan ini semua, digunakan dari potongan itu,” katanya.

Tirza juga mengungkap Grab Indonesia mengasuransikan penumpang dan pengemudi selama perjalanan, mencakup keselamatan dan keamanan berkendara. Sistem aplikasi, menurutnya, juga dilengkapi fitur pemantau perjalanan. “Kalau misal tiba-tiba berhenti kendaraannya, akan otomatis muncul notifikasi untuk memastikan sudah sampai atau belum,” ucapnya.

Menurut Tirza, desakan menurunkan potongan menjadi 10 persen sulit dipenuhi karena dapat mengganggu performa operasional Grab. “Jika ada perubahan dari persenan komisi, Grab tidak bisa lagi jadi aplikasi yang teman-teman kenali seperti sekarang ini,” ujar Tirza.

Pilihan editor:  Persaingan Tak Imbang Bisnis Retail

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |