Deklarasi 'Menuju Jogja Tangguh', Komitmen Pentaheliks Jadi Pedoman Kebijakan Penanggulangan Bencana

6 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rangkaian kegiatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di bulan Oktober mencapai puncaknya dengan dilaksanakannya Deklarasi 'Menuju Jogja Tangguh'. Deklarasi ini, yang melibatkan penandatanganan komitmen bersama multi-pihak dari unsur pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media/TNI-Polri, menjadi tonggak penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebencanaan di DIY.

Komitmen bersama ini akan menjadi pedoman dan arah kebijakan dalam rangka aksi penanggulangan dan pencegahan bencana ke depan. Hal tersebut disampaikan oleh perwakilan dari instansi yang terlibat dalam deklarasi tersebut.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Tindak lanjut dari deklarasi ini akan mencakup beberapa aspek krusial, mulai dari penyusunan standar operasional kerja (SOP), mekanisme kerja sama, hingga kesiapan personel.

"Ini nanti tindak lanjutnya ke depan itu bisa menjadi pedoman, pedoman arah kebijakan dalam rangka aksi penanggulangan maupun pencegahan maupun penanggulangan kebencanaan," ujar Nur Hidayat Kepala BPBD Kota Yogyakarta, Kamis (30/10/2025).

Salah satu fokus utama adalah penguatan kapasitas melalui pelatihan bersama. Pelatihan ini akan melibatkan seluruh unsur pemerintahan, seperti TNI, Polri, dunia usaha, dan perguruan tinggi, untuk memastikan sinergi dan kesiapsiagaan yang terpadu.

"Pelatihan-pelatihan itu sudah harus kita lakukan. Karena kegiatan pelatihan itu kan dalam rangka menyiapkan kesiapsiagaan tadi. Kesiapsiagaan itu tidak menunggu waktu, siap setiap hari kita harus siap siaga," kata Nur.

DIY saat ini masih dalam tahap 'menuju' Jogja Tangguh, yang berarti masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk mencapai status penuh 'Jogja Tangguh'.

"Kalau kata-kata menuju itu berarti ada sesuatu yang perlu kita tingkatkan, perlu kita penuhi, perlu kita raih bersama-sama," jelasnya.

Terdapat 10 parameter menuju Jogja Tangguh yang harus dipenuhi secara bertahap, meliputi masalah kelembagaan, kapasitas wilayah, anggaran, dan kolaborasi pentaheliks. Pihaknya berharap, dalam lima tahun ke depan, 10 hal tersebut sudah dapat terpenuhi.

"Sebagai bagian dari Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB), berbagai kegiatan telah dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat, termasuk: review KTB (Kesiapsiagaan Tanggap Bencana) di 14 kecamatan untuk peningkatan kapasitas relawan, edukasi via podcast sebanyak empat kali, serta uji coba Early Warning System (EWS) di sungai-sungai yang akan dilakukan pada tanggal 4 untuk memastikan peralatan peringatan dini berfungsi optimal di tengah cuaca ekstrem," katanya.

Tujuan utama dari semua upaya ini adalah menyiapkan masyarakat agar memiliki respon cepat dalam menghadapi bencana. "Ketika masyarakat responsnya cepat, Insya Allah juga akan dapat selamat. Bencana tidak bisa kita hindarkan, tapi seandainya dengan kesiapsiagaan itu, ikhtiar kita bersama, itu akan dapat menyelamatkan kita atau mengurangi risiko," katanya.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |