AS Dilaporkan akan Tarik 4.500 Tentara dari Korea Selatan

6 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) dan Pasukan Amerika Serikat di Korea (USFK) pada Jumat 23 Mei 2025 membantah laporan The Wall Street Journal yang mengklaim bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump Trump sedang mempertimbangkan untuk menarik sekitar 4.500 tentara dari Korea Selatan.

Sean Parnell, juru bicara utama dan penasihat senior Pentagon, mengatakan laporan tentang penarikan itu "tidak benar" dalam sebuah pernyataan kepada Kantor Berita Yonhap seperti dikutip Korea JoongAng Daily.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Laporan bahwa Departemen Pertahanan akan mengurangi pasukan AS di Republik Korea [ROK] tidak benar,” kata Parnell.

"AS tetap berkomitmen kuat untuk membela ROK dan kami berharap dapat bekerja sama dengan pejabat pemerintah yang baru untuk mempertahankan dan memperkuat aliansi kuat kami,” ia menambahkan.

USFK menegaskan posisi ini dalam sebuah pernyataan pada hari yang sama.

Sehari sebelumnya, WSJ melaporkan Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk menarik sekitar 4.500 tentaranya dari Korea Selatan dan memindahkannya ke lokasi lain di kawasan Indo-Pasifik, termasuk wilayah kepulauan miliknya Guam.

Salah satu opsi yang sedang dikembangkan oleh Pentagon adalah menarik tentara dan memindahkan mereka ke lokasi lain di kawasan Indo-Pasifik, termasuk Guam, demikian dilaporkan The Wall Street Journal pada Kamis seperti dilansir Anadolu, mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.

Namun, menurut laporan tersebut, usulan belum diserahkan kepada Presiden Donald Trump untuk mendapatkan persetujuan. Saat ini, sekitar 28.500 tentara AS ditempatkan di Korea Selatan.

Laporan tersebut mengklaim bahwa ini merupakan salah satu dari beberapa ide yang sedang dibahas oleh para pejabat senior AS dalam proses peninjauan.

Bulan lalu, Komandan Komando Indo-Pasifik AS, Laksamana Samuel Paparo Jr., menentang rencana penarikan setiap pasukan dari Korea Selatan.

Paparo memperingatkan bahwa hal itu dapat membahayakan kemampuan AS untuk menang melawan Korea Utara serta potensi konflik lainnya dengan Cina dan Rusia.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan, seperti dikutip kantor berita Yonhap, pada Jumat menyatakan, tidak ada diskusi antara Seoul dan Washington mengenai kemungkinan penarikan pasukan dari negara Asia Timur tersebut.

"Sebagai kekuatan inti dari aliansi Korea Selatan–AS, USFK (United States Forces Korea), bersama militer kami, telah berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan di kawasan tersebut dengan mempertahankan postur pertahanan gabungan yang kuat dan menghalangi invasi serta provokasi dari Korea Utara," kata kementerian.

Seorang juru bicara Pentagon yang tidak disebutkan namanya juga mengatakan kepada kantor berita tersebut bahwa saat ini belum ada pengumuman kebijakan yang dibuat terkait potensi pengurangan pasukan AS di kawasan tersebut.

Seperti dilansir Korea JoongAng Daily , sejak masa jabatan pertamanya, Trump berulang kali mempertanyakan perlunya menempatkan sekitar 28.500 tentara AS di Korea Selatan, dengan melihat aliansi melalui sudut pandang biaya.

Ia secara konsisten menuntut agar pemerintah Korea Selatan membayar lebih untuk kehadiran militer AS dan tampaknya menggunakan pengurangan atau penarikan pasukan sebagai taktik negosiasi. 

Meskipun penarikan sebagian pasukan AS dari Korea Selatan dilaporkan ditinjau selama masa jabatan pertama Trump, pada akhirnya hal itu tidak dilaksanakan karena adanya pertentangan dari para pembantunya.

Perdebatan semakin memanas di tengah meningkatnya seruan untuk memperluas fleksibilitas strategis USFK di luar peran yang berfokus pada pertahanan melawan Korea Utara untuk mengatasi ancaman regional yang lebih luas, seperti kemungkinan invasi Cina ke Taiwan.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |