REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menerima kunjungan Dmitry Lukashenko, putra Presiden Belarusia. Kunjungan ini untuk membahas peluang kerja sama strategis kedua negara di sektor pertanian.
Dalam pertemuan di Jakarta Selatan, Senin (1/12/2025), Dmitry menyampaikan apresiasi mendalam atas sambutan Kementerian Pertanian (Kementan). Dia menegaskan Belarusia melihat Indonesia sebagai mitra strategis dan siap memperluas kerja sama pertanian, khususnya dalam penguatan ketahanan pangan kedua negara.
“Kami melihat beberapa aspek kerja sama. Belarusia adalah negara agrikultur yang besar seperti Indonesia. Subjek utama adalah keamanan pangan bagi kedua negara. Kita punya banyak pengalaman yang dapat dibagikan bersama Indonesia. Terima kasih atas sambutan hangat Indonesia,” kata Elias Borisovich, anggota delegasi Belarusia, mewakili Dmitry.
Belarusia juga menyampaikan keinginan membuka peluang pembelian produk cokelat Indonesia, serta akan membahas lebih lanjut kemungkinan pembelian CPO dan coconut milk.
Mentan Amran menegaskan pentingnya kerja sama yang mampu memberikan manfaat konkret bagi Indonesia, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan percepatan penguatan industri hulu pertanian. Ia menekankan bahwa fokus utamanya adalah melihat peluang kerja sama strategis di sektor pertanian yang dinilai saling menguntungkan bagi kedua negara.
“Ini menggolkan misi Indonesia. Jadi ini adalah win-win solution. Kita butuh susu, dan kita juga membutuhkan potas. Ini sangat penting karena beberapa komoditas itu tidak bisa diproduksi di Indonesia. Yang terpenting, harganya lebih murah dan kualitasnya terjamin,” ujar Amran.
Ia menegaskan kepentingan Indonesia tidak berhenti pada sektor peternakan dan pupuk. Pemerintah mendorong Belarus untuk membuka pasar bagi sejumlah komoditas unggulan nasional.
“Kita punya palm oil, produksinya 46 juta ton. Kita juga punya coconut dan kakao. Sekarang kita surplus. Jadi penekanannya jelas, kerja sama harus saling menguntungkan,” kata dia.
Amran menyampaikan harapan pemerintah Indonesia agar Belarusia bisa mengambil peran lebih besar dalam mendukung program strategis nasional, mulai dari peningkatan produktivitas padi berbasis teknologi, pemenuhan kebutuhan daging dan susu, hingga investasi industri pupuk di Indonesia.
Salah satunya mendorong Belarusia untuk mempertimbangkan investasi dalam pembangunan pabrik pupuk di Indonesia, khususnya terkait kebutuhan rock phosphate dan potassium yang masing-masing mencapai sekitar 1 juta ton per tahun. Kebutuhan ini akan meningkat seiring rencana pemerintah membuka 3 juta hektare lahan, di mana 1 juta hektare telah disiapkan di Papua Selatan.
Pertemuan juga membahas peluang kerja sama perakitan alat dan mesin pertanian (alsintan), termasuk traktor hingga teknologi solar panel untuk mempercepat modernisasi pertanian nasional.
Terakhir, Amran menegaskan pentingnya dukungan Belarusia dalam percepatan penerbitan Health Certificate (HC) dan sertifikasi halal, agar produk susu dan daging Belarus dapat masuk ke Indonesia sesuai standar keamanan pangan.
Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah penguatan kemitraan strategis Indonesia–Belarusia di sektor pertanian. Kedua pihak sepakat membuka ruang kolaborasi yang lebih luas. Dengan prinsip saling menguntungkan, kerja sama ini diharapkan memberikan dampak nyata bagi ketahanan pangan serta penguatan posisi Indonesia dan Belarusia sebagai negara agrikultur besar di tingkat global.

1 hour ago
1












































