Aksi Bela Kiai, Pagar Nusa Desak Negara Bertindak

4 hours ago 2

Aksi Bela Kiai di Jakarta, Selasa (21/10/2025). Mereka menuntut negara mengambil langkah tegas terhadap Trans7 atas tayangan yang dinilai merendahkan martabat kiai dan pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ribuan pendekar Pagar Nusa dari berbagai provinsi menggelar Aksi Bela Kiai di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Mereka menuntut negara mengambil langkah tegas terhadap Trans7 atas tayangan yang dinilai merendahkan martabat kiai dan pesantren.

Aksi dimulai di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan berlanjut ke Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Massa menuntut pencabutan hak siar Trans7 secara menyeluruh.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Muchamad Nabil Haroen (Gus Nabil) menegaskan, pelecehan terhadap kiai adalah ancaman terhadap identitas bangsa.

“Kiai bukan hanya tokoh agama, melainkan penjaga akhlak bangsa. Jika negara diam, maka yang terganggu bukan hanya perasaan umat, tetapi kepribadian kebudayaan Indonesia,” ujar Gus Nabil dalam orasinya.

Dalam aksi tersebut, ribuan pendekar secara serempak memperagakan jurus salam Pagar Nusa 12 gerakan, simbol resmi bela diri dan adab santri NU. Peragaan ini dilakukan sebagai bentuk peneguhan komitmen menjaga ulama, negara, dan akhlak publik.

Aksi berlangsung tertib dengan iringan sholawat dan istighotsah. Dalam aksi ini, Pagar Nusa setidaknya menyampaikan lima tuntutan utama, yaitu pencabutan hak siar Trans7 secara total, pemulihan marwah kiai dan pesantren melalui siaran terbuka, mengevaluasi sistem penyiaran berbasis nilai kebudayaan bangsa, penguatan regulasi agar frekuensi publik tidak digunakan untuk konten provokatif, serta meminta negara hadir sebagai penjaga moral dan kebudayaan nasional.

Aksi demonstrasi ini dikawal aparat keamanan dan berjalan tertib. Menjelang akhir acara, suasana mencair dengan adu panco persahabatan antara pendekar Pagar Nusa dan anggota Sabhara sebagai simbol bahwa aksi ini berbasis adab, bukan permusuhan.

Aksi Bela Kiai menunjukkan konsolidasi moral santri untuk menjaga frekuensi publik dari komersialisasi nilai agama dan kebudayaan. Pagar Nusa menegaskan siap mengawal kasus ini hingga keputusan negara diumumkan. “Bela kiai berarti menjaga masa depan bangsa,” kata Gus Nabil.

n/Muhyiddin

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |