Viral Tawuran Siswa SD di Depok, Pemuda Muhammadiyah: Pembinaan Karakter di Sekolah Kurang

8 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa tawuran antarsiswa Sekolah Dasar atau SD di Depok viral di media sosial. Perkelahian itu melibatkan sejumlah siswa berseragam Pramuka dengan kelompok lainnya yang berpakaian bebas.

Belakangan diketahui peristiwa tawuran tersebut melibatkan siswa SDN Cilangkap 5 dengan SDN Cilangkap 8 di Perumahan Laguna 1 Kelurahan, Cilangkap, Kecamatan Tapos, Depok pada Sabtu, 10 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Depok merasa prihatin dengan peristiwa tawuran yang dilakukan siswa SD tersebut. Mereka mendesak Dinas Pendidikan Kota Depok mengambil langkah tegas memperkuat pendidikan karakter di lingkungan sekolah.

Wakil Sekretaris PD Pemuda Muhammadiyah Depok Andi Maulana menilai peristiwa ini alarm keras bagi semua pihak, terutama institusi pendidikan, untuk mengevaluasi pendekatan pembinaan siswa di tingkat dasar.

"Ini menunjukkan bahwa ada yang kurang dalam pembinaan karakter di sekolah. Kami mendesak Dinas Pendidikan agar lebih serius membumikan pendidikan karakter yang holistik dan kontekstual di setiap satuan pendidikan," kata Andi saat dikonfirmasi, Rabu, 15 Mei 2025.

Andi menyoroti pentingnya kolaborasi antara sekolah, orang tua, pemerintah, dan masyarakat dalam membentuk kepribadian anak sejak usia dini. Sebab, pendidikan karakter tidak cukup hanya mengandalkan sekolah. "Harus ada sinergi antara guru, orang tua, dan lingkungan sekitar," kata Andi.

Andi menerangkan, jika anak sudah terlibat dalam kekerasan di usia dini, maka ini menjadi kegagalan kolektif sebagai masyarakat, institusi pendidikan dan pemerintah. 

Padahal, lanjut Andi, pemerintah memiliki visi jangka panjang dalam pembinaan generasi muda untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. "Kita tidak bisa menatap masa depan Indonesia Emas 2045 jika generasi mudanya sejak dini sudah terbiasa menyelesaikan masalah dengan kekerasan," kata dia. 

Menurut Andi anak-anak sejak SD harus dibina tidak hanya untuk cerdas secara akademik, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual.

Andi juga mengajak seluruh pihak, khususnya yang tergabung dalam organisasi kepemudaan untuk turut serta dalam upaya pembinaan anak dan remaja di lingkungan masing-masing.

"Pemuda harus turun tangan, menjadi teladan di tengah masyarakat. Jangan biarkan anak-anak tumbuh tanpa arah. Perlu ada ruang-ruang positif di luar sekolah yang bisa membentuk karakter, seperti taman baca, komunitas olahraga, dan kegiatan keagamaan yang inklusif dan membangun," kata Andi.

Andi berharap peristiwa ini tidak hanya disikapi secara reaktif, tetapi menjadi momentum memperkuat ekosistem pendidikan yang tidak hanya fokus pada capaian akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan nilai-nilai kebangsaan.

"Pendidikan seharusnya menjadi ruang tumbuh bagi generasi muda, bukan hanya untuk menjadi pintar, tetapi juga untuk menjadi baik dan berintegritas," ucap Andi. 

Wali Kota Depok Supian Suri sebelumnya mengatakan telah berkoordinasi dengan Batalyon Perhubungan TNI AD di Jalan Raya Bogor Km. 35, Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos untuk pembinaan anak nakal.

"Ya tadi kita udah diskusi untuk anak-anak tanda kutip nakal, itu kita akan tempatkan di Yonhub, Jatijajar," kata Supian, Rabu, 14 Mei 2025.

Disinggung soal tawuran siswa SD, mantan Sekretaris Daerah Depok ini menegaskan akan mempercepat pembinaan anak-anak ke barak. 

"Harapan pertama ini juga menjadi semacam upaya untuk mengingatkan mereka bahwa kami akan menangani secara serius terhadap anak-anak yang nakal, termasuk hari ini sudah menjalar ke anak-anak SD, ini yang kita khawatirkan," ucap Supian.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |