Top 3 Dunia: Eks Presiden Korsel Carikan Kerja Menantu

6 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia kemarin berisi berita dari Korea Selatan dan Amerika Serikat. Dari Korea Selatan, bekas Presiden Moon Jae In didakwa atas tuduhan korupsi. Ia disebut mencarikan pekerjaan untuk bekas menantunya di sebuah maskapai penerbangan.

Berita lain top 3 dunia adalah Presiden AS Donald Trump optmitistis kesepakat dengan Cina soal tarif impor segera tercapai hingga survei terhadap warga AS soal bea masuk. Berikut selengkapnya: 

1. Eks Presiden Korsel Didakwa Korupsi karena Carikan Kerja Menantu

Bekas Presiden Korsel Moon Jae-in didakwa atas tuduhan penyuapan. Jaksa mendakwa Moon Jae In dengan tuduhan mencarikan pekerjaan untuk mantan menantunya di sebuah maskapai penerbangan.

Moon Jae In, yang menjabat sebagai presiden dari tahun 2017 hingga 2022, didakwa melakukan korupsi. Sementara mantan anggota parlemen Lee Sang-jik, yang mendirikan maskapai berbiaya rendah Thai Eastar Jet, didakwa melakukan penyuapan dan melanggar kepercayaan.

Dilansir dari Yonhap, Moon Jae In dan putrinya, Da-hye, dituduh menerima suap berupa gaji dan pembayaran lain untuk mantan suami Da-hye, bermarga Seo, oleh maskapai penerbangan. Seo diangkat menjadi direktur eksekutif di maskapai tersebut pada 2018 setelah Lee, yang mendirikan maskapai tersebut, diangkat menjadi Kepala Badan Usaha Kecil dan Menengah serta Startup Korea atau KOSME. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jaksa menduga pengangkatan Lee dilakukan sebagai imbalan atas perekrutan Seo di maskapai penerbangan tersebut, terutama mengingat kurangnya pengalaman Seo di industri penerbangan saat itu. Moon diduga telah berhenti memberikan dukungan keuangan kepada keluarga putrinya setelah Seo dipekerjakan. Jaksa memperkirakan sekitar 223 juta won atau setara US$ 151.959 gaji dan kompensasi lain yang dibayarkan oleh maskapai kepada Seo dan Da-hye sebagai suap kepada mantan presiden.

Simak berita selengkapnya di sini. 

2. Trump Beri Sinyal Perang Dagang dengan Cina Segera Berakhir

Presiden AS Donald Trump optimistis bisa mencapai kesepakatan degan Cina ihwal penerapan tarif impor dari negeri Tirai Bambu ini. "Kami akan mencapai kesepakatan yang adil dengan Cina, kesepakatan ini akan adil," kata Trump di Gedung Putih, Rabu, 23 April 2025, yang dilansir dari Al Jazeera

Ia mengatakan telah berbicara dengan para pemimpin Cina. "Semuanya aktif," ujar Trump saat ditanya wartawan apakah ia telah berbicara dengan para pemimpin Cina. 

Pernyataan Trump muncul ia mulai melunak terhadap Cina terkait tarif impor. Keputusan soal tarif ini telah mengguncang pasar global dan memicu kecemasan terhadap ekonomi. 

Trump mengatakan kepada wartawan pada 22 April 2025, bahwa ia tidak ingin bermain keras dengan Beijing. Tarif 145 persen yang dikenakannya terhadap Cina, akhirnya akan diturunkan. 

Wall Street Journal melaporkan bahwa Gedung Putih sedang mempertimbangkan untuk memangkas tarif tinggi terhadap Cina selama negosiasi perdagangan. Media ini mengutip seorang pejabat senior Gedung Putih yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan tarif impor dapat dikurangi sebesar 50 hingga 65 persen.

Baca di sini selengkapnya. 

3. 12 Negara Bagian AS Gugat Tarif Impor Trump

Tarif impor besar-besaran yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghadapi tantangan hukum besar dari New York dan 11 negara bagian AS lainnya. Seperti dilansir Fox News pada Rabu, mereka berpendapat bahwa presiden Trump telah melampaui kewenangannya dan membahayakan ekonomi AS dengan memberlakukannya tanpa persetujuan Kongres.

Gugatan yang diajukan di Pengadilan Perdagangan Internasional AS ini menentang penggunaan kewenangan darurat Trump berdasarkan Undang-Undang Kekuasaan Ekonomi Darurat Internasional (IEEPA) untuk mengenakan tarif yang luas terhadap impor dari negara-negara di seluruh dunia.

Selain New York, Jaksa Agung Arizona, Colorado, Connecticut, Delaware, Illinois, Maine, Minnesota, Nevada, New Mexico, Oregon, dan Vermont telah bergabung dalam kasus ini.

Koalisi meminta pengadilan untuk memblokir penegakan tarif lebih lanjut dan menyatakan perintah tersebut tidak sah menurut Konstitusi dan hukum federal.

Selengkapnya baca di sini

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |