Pasukan Garda Revolusi paramiliter Iran berbaris selama parade militer memperingati dimulainya perang Irak-Iran 1980-88, di depan kuil mendiang pendiri revolusioner Ayatollah Khomeini, tepat di luar Teheran, Iran, Kamis, 22 September, 2022.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Duta Besar dan Perwakilan Tetap Iran untuk PBB, Amir Saeed Iravani, menolak keras tuduhan Amerika Serikat yang menuding Iran melakukan campur tangan asing di kawasan.
Pernyataan itu disampaikan sebagai tanggapan atas tuduhan yang dilontarkan oleh utusan AS Michael Waltz dalam sidang Dewan Keamanan PBB pada Kamis (23/10/2025) di Markas Besar PBB.
Iravani menegaskan bahwa kebijakan luar negeri Iran sepenuhnya berlandaskan pada Piagam PBB, dengan prinsip menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain. Iran tidak mencampuri urusan negara lain, serta menjaga hubungan bertetangga yang baik.
Ia menilai justru kehadiran militer AS yang ilegal dan tindakan-tindakannya yang bersifat destabilisasi telah menjadi sumber utama konflik di Asia Barat.
Menurutnya, narasi palsu tentang “proxy Iran” diciptakan untuk mengalihkan perhatian dunia dari sumber sebenarnya ketidakstabilan kawasan, yaitu Amerika Serikat dan dukungan tanpa syaratnya terhadap rezim Israel.
"Washington telah bersekongkol dalam kejahatan Israel dengan terus menghalangi mandat Dewan Keamanan PBB," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa AS memikul tanggung jawab hukum dan moral atas berlanjutnya kekerasan di Gaza.
Rezim Israel disebut sebagai ancaman nyata bagi perdamaian regional dan internasional. Ia menyebut genosida yang dilakukan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 68 ribu warga Palestina, dengan ribuan lainnya masih hilang.
Iravani mengecam keras pemboman sistematis Israel terhadap infrastruktur Gaza, termasuk rumah sakit dan sekolah, yang menurutnya merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional. Ia juga menyoroti blokade yang diberlakukan Israel serta penggunaan kelaparan sebagai senjata perang.

13 hours ago
3











































