Studi: Konsumsi Alpukat Rutin Berpotensi Panjangkan Umur

1 day ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi dari Penn State University yang dipublikasikan dalam jurnal Current Developments in Nutrition mengungkap bahwa mengkonsumsi satu buah alpukat setiap hari dapat meningkatkan kualitas pola makan dan mendorong kebiasaan makan yang lebih sehat. Perubahan ini, menurut para peneliti, juga dapat berkontribusi pada penurunan risiko penyakit kronis, yang pada akhirnya bisa berdampak pada peningkatan usia harapan hidup.

Penelitian ini dipimpin oleh Associate Professor Kristina Petersen dan Profesor Emeritus Penny Kris-Etherton dari Departemen Ilmu Gizi Penn State. Mereka ingin melihat bagaimana penambahan sederhana dalam pola makan, yakni satu buah alpukat per hari, dapat memengaruhi pilihan makanan secara keseluruhan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Alpukat adalah sumber nutrisi yang luar biasa, dan tujuan kami adalah mengetahui apakah konsumsi rutinnya bisa meningkatkan kualitas pola makan,” kata Petersen, dikutip dari laporan Earth.com, Selasa, 15 April 2025.

Studi ini melibatkan 1.008 orang dewasa yang dibagi menjadi dua kelompok selama 26 minggu. Kelompok pertama tetap dengan pola makan sebelumnya namun membatasi konsumsi alpukat, sementara kelompok kedua menambahkan satu alpukat ke dalam menu harian mereka. Data makanan dikumpulkan melalui wawancara telepon menggunakan metode pencatatan konsumsi selama 24 jam, lalu dianalisis dengan Healthy Eating Index untuk mengukur kepatuhan terhadap Dietary Guidelines for Americans.

Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok yang rutin mengkonsumsi alpukat mengalami peningkatan kualitas pola makan. Perubahan ini juga berpengaruh terhadap kecenderungan peserta dalam memilih makanan bergizi lebih tinggi secara keseluruhan. “Perbaikan ini menunjukkan bahwa strategi sederhana seperti konsumsi alpukat harian dapat meningkatkan kualitas pola makan secara signifikan,” tutur Petersen.

Peneliti juga menemukan adanya efek substitusi, di mana alpukat cenderung menggantikan makanan tinggi kalori yang rendah kandungan gizinya. “Efek substitusi yang kami amati sangat patut dicatat, karena menunjukkan potensi alpukat dalam menggantikan makanan yang tinggi kalori dan rendah nutrisi,” ujarnya.

Petersen menyebut temuan ini penting karena bisa membantu masyarakat lebih patuh terhadap pedoman gizi yang ada. “Dengan mendorong kepatuhan terhadap pedoman gizi, kita bisa secara signifikan menurunkan risiko penyakit kronis dan meningkatkan hasil kesehatan secara keseluruhan.”

Dengan kandungan serat dan lemak sehat, alpukat juga dapat memberikan rasa kenyang yang tahan lama dan mendukung pengaturan tekanan darah serta kadar kolesterol. Jika dikonsumsi secara konsisten dan dijadikan bagian dari pola makan seimbang, buah ini bisa menjadi langkah sederhana yang berdampak besar bagi kesehatan jangka panjang —termasuk memperpanjang usia harapan hidup.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |