REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar kendaraan listrik Indonesia terus menunjukkan dinamika cepat sepanjang 2025, seiring masuknya sejumlah produsen global asal China. Salah satu yang terus membangun pijakan di Tanah Air adalah Xpeng, produsen kendaraan listrik berbasis teknologi cerdas, yang menjalani tahun operasional penuh pertamanya di Indonesia di bawah naungan Erajaya Active Lifestyle.
Sejak ditunjuk sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) pada 31 Desember 2024, Erajaya Active Lifestyle mulai memperkenalkan Xpeng melalui sejumlah langkah bertahap, mulai dari peluncuran merek, pengenalan produk, hingga pengembangan jaringan layanan purnajual.
Kehadiran Xpeng secara resmi diperkenalkan kepada publik lewat peluncuran merek pada 28 Februari 2025. Pada momentum tersebut, dua model diperkenalkan untuk pasar Indonesia, yakni Xpeng X9 dan Xpeng G6, yang menyasar segmen kendaraan listrik berbasis teknologi pintar.
Respons pasar mulai terbaca melalui pembukaan masa pemesanan awal pada akhir Mei 2025, yang kemudian diikuti peluncuran resmi dan pengumuman harga pada Juni. Langkah ini menjadi bagian dari fase awal pengenalan merek di tengah persaingan kendaraan listrik yang semakin padat.
Dari sisi industri, Xpeng mencatat tonggak penting dengan dimulainya perakitan lokal Xpeng X9 pada Juli 2025. Perakitan completely knock down (CKD) tersebut dilakukan untuk memenuhi ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di luar China yang memulai produksi lokal Xpeng.
Sepanjang tahun, Xpeng juga memperluas eksposur publik melalui partisipasi pada GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Ajang tersebut dimanfaatkan sebagai sarana memperkenalkan teknologi kendaraan listrik Xpeng kepada konsumen Indonesia yang kian terbuka terhadap produk EV.
Penguatan kehadiran fisik dilakukan dengan peresmian dealer flagship di Pondok Indah pada Oktober 2025. Hingga akhir tahun, jaringan ritel Xpeng tercatat berjumlah empat dealer resmi yang berlokasi di PIK 2, Puri, Pondok Indah, dan BSD, seluruhnya dilengkapi layanan penjualan, servis, dan suku cadang.
Xpeng X9 meraih sejumlah penghargaan dari media otomotif nasional sepanjang 2025. Meski bukan tolok ukur utama keberhasilan pasar, apresiasi tersebut mencerminkan mulai diperhatikannya merek baru ini di segmen kendaraan listrik premium.
CEO Erajaya Active Lifestyle, Djohan Sutanto, menilai 2025 sebagai fase penting dalam membangun fondasi Xpeng di Indonesia. “Sejak penunjukan sebagai ATPM Xpeng pada akhir 2024, tahun 2025 menjadi fase krusial dalam membangun fondasi merek di pasar kendaraan listrik nasional. Sepanjang tahun ini, kami mencatat respons yang sangat positif dari masyarakat terhadap kehadiran Xpeng, baik dari sisi produk, teknologi, maupun layanan yang kami hadirkan,” ujar Djohan.
Menurut dia, antusiasme konsumen juga tercermin dari meningkatnya aktivitas test drive serta kepercayaan pelanggan yang mulai menjadikan kendaraan listrik sebagai bagian dari mobilitas harian.
“Ke depan, kami akan terus memperluas jaringan dealer, memperkuat kapabilitas layanan purnajual, serta menghadirkan model-model kendaraan listrik yang telah melalui kajian mendalam agar benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen Indonesia,” kata Djohan menambahkan.
Masuknya Xpeng menambah panjang daftar produsen kendaraan listrik asal China yang melihat Indonesia sebagai pasar strategis. Dalam beberapa tahun terakhir, merek-merek China agresif mengisi celah pasar EV nasional, mulai dari segmen entry-level hingga premium, dengan pendekatan harga kompetitif, teknologi digital, serta percepatan produksi lokal.
Xpeng memilih strategi menonjolkan teknologi pintar dan pengalaman premium, berbeda dengan pemain lama Wuling yang fokus pada EV murah dan aksesibiitas massal. Sementara BYD, pemimpin penjualan kendaraan EV di Indonesia, memilih menjembataninya dengan mengeluarkan produk harga bersaing sekaligus teknologi efisien, dan variasi produk.
Indonesia dinilai menarik karena kombinasi pasar domestik yang besar, dukungan kebijakan pemerintah terhadap kendaraan listrik, serta ketersediaan ekosistem industri baterai. Skema TKDN dan insentif fiskal juga mendorong produsen EV China untuk menyiapkan perakitan lokal lebih dini.
Namun, tantangan ke depan tidak ringan. Persaingan antar merek semakin ketat, sementara konsumen Indonesia mulai lebih selektif, tidak hanya pada harga, tetapi juga kualitas layanan purnajual, jaringan servis, dan nilai jual kembali. Dalam konteks ini, keberhasilan merek EV China di Indonesia akan sangat ditentukan oleh konsistensi layanan dan kemampuan membaca kebutuhan pasar jangka panjang.

2 hours ago
1







































