REPUBLIKA.CO.ID,ACEH TAMIANG — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aceh Tamiang perlahan mulai membuka kembali layanan kesehatan untuk warga. Setelah mengoperasikan Instalasi Gawat Darurat (IGD), rumah sakit negeri terbesar di Aceh Tamiang tersebut membuka layanan poliklinik sejak Jumat (19/12/2025).
Pantauan Republika, puluhan pasien mengantre layanan kesehatan di rumah sakit. Beberapa pasien gawat darurat masih harus mendapatkan layanan rawat inap di ruang IGD yang mendapat fasilitas oksigen dan infus. Di IGD, beberapa layanan seperti radiologi, laboratorium dan ruang operasi sederhana juga sudah tersedia. Bagi pasien rawat jalan, sudah ada layanan poliklinik yang tersedia di gedung berbeda.
Direktur RSUD Aceh Tamiang dr Andika Putra mengatakan, layanan poliklinik sudah berlangsung sejak Jumat. Pasien pun berdatangan untuk berobat. Dia mengatakan, dalam sehari ada kisaran 30-50 pasien yang ditangani. Banyak diantaranya merupakan pasien dengan penyakit kronis atau mereka yang membutuhkan pengobatan lanjutan seperti jantung dan gula darah. "Kalau yang penyakit ringan ditangani di posko kesehatan," ujar dia kepada Republika.
Selain itu, dia mengungkapkan, RSUD juga telah kembali membuka layanan cuci darah atau hemodialisa sehingga pasien-pasien yang membutuhkan tidak harus mencari ke rumah sakit di luar Aceh Tamiang. "Pelayanan cuci darah sangat penting karena akan mengancam nyawa jika terhenti," kata dia.
Layanan lainnya yang coba dibuka adalah Intensive Care Unit (ICU). Menurut Andika, pihak rumah sakit juga sudah mencoba mengoptimalkan layanan intensif untuk pasien kritis tersebut. Menurut Andika, layanan tersebut dibuka agar pasien-pasien kritis tak perlu lagi mencari rujukan ke Medan atau ke Langsa.
Sebagian ruang rawat inap di rumah sakit memang masih terendam lumpur. Andika mengatakan, pihak TNI/Polri, PLN bahkan dari para relawan Front Persaudaraan Islam (FPI) mencoba membantu membersihkan lumpur dari dalam ruangan. Dengan demikian, dia berharap tak lama lagi pasien yang menginap di ruang IGD bisa mendapatkan ruang rawat inap yang layak seperti sediakala. Dia pun menargetkan, RSUD Aceh Tamiang bisa kembali normal dalam waktu tiga bulan. Aparat dari TNI/Polri sampai FPI yang terus membersihkan lumpur ruang rawat inap. Tapi memang lumpur sulit dibersihkan,”kata dia.
Ganti Alkes
Alat-alat kesehatan yang tersedia di RSUD Aceh Tamiang tidak ada yang selamat dari banjir. Banyak peralatan elektronik seperti radiologi hingga USG yang terendam sehingga mengalami kerusakan. Menurut Andika, alkes tersebut sudah tidak bisa digunakan kembali.
Pihaknya pun sudah mendapatkan konfirmasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sehingga dinyatakan rusak. Untuk saat ini, RSUD Aceh Tamiang menggunakan peralatan alkes meminjam dari RS Adam Malik Medan. “Nanti dari Kemenkes sudah menyatakan komitmen untuk pengadaan alkes kami,”kata dia.

2 hours ago
1







































