Profil Jafar Panahi Peraih Anugerah Palme d'Or di Festival Film Cannes 2025

1 day ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Jafar Panahi, sutradara terkenal asal Iran berhasil naik ke panggung Cannes 2025 untuk menerima anugerah Palme d’Or yang merupakan penghargaan tertinggi di festival film itu pada Sabtu malam, 24 Mei 2025. Ia berhasil meraih palem emas karena filmnya yang berjudul It Was Just an Accident terinspirasi dari masa-masa hukumannya di penjara pemerintah Iran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film It was Just an Accident juga menjadi film pertama yang dibuatnya setelah bebas dari penjara pada 2023. Film ini dijadwalkan tayang di bioskop pada 10 September 2025 mendatang. Mengutip dari BBC, dalam pidato penerimaan penghargaan Palme d’Or di Cannes, ia mengatakan, “Yang terpenting sekarang adalah negara kita dan kebebasan negara kita,” ungkapnya.

Profil Jafar Panahi

Mengutip dari laman Britannica, Jafar Panahi lahir di Mianeh, Iran, pada 11 Juli 1960. Ia dikenal sebagai sutradara dan penulis skenario film yang kritis karena selalu mengangkat hal-hal yang terjadi di Iran. Beberapa film Panahi yang terkenal seperti, The White Balloon (1995), The Circle (2000), Taxi (2015), 3 Faces (2018), dan yang terbaru adalah It Was Just an Accident (2025) yang memenangkan penghargaan Palme d’Or di Cannes Film Festival.

Jafar Panahi menempuh pendidikan di Institute for the Intellectual Development of Children and Young Adults, Teheran. Di kampus ini lah pertama kali ia bertemu dengan Abbas Kiarostami yang juga seorang sutradara berbakat di Iran. 

Kariernya di dunia film bermula pada awal 1990-an ketika ia mulai membuat beberapa film dokumenter pendek untuk televisi Iran. Setelah itu, ia membuat film pertamanya pada 1995 dengan judul The White Balloon. Film ini bercerita tentang seorang gadis muda yang ingin membeli ikan mas, namun uangnya hilang di saluran pembuangan. 

Pada Juli 2009, Panahi mendukung kandidat oposisi Mir Hossein Mousavi dan ikut protes Gerakan Hijau. Karena hal tersebut, ia ditangkap polisi dan tak lama kemudian dibebaskan. 

Sebagai bentuk protes, ia membuat film dengan latar Gerakan Hijau yang membuatnya kembali ditangkap pada Maret 2010. Kemudian, pada Desember 2010, ia dijatuhi hukuman selama enam tahun penjara, tidak boleh membuat film, pergi ke luar negeri, dan wawancara selama 20 tahun. Tak menyerah, ia kemudian melakukan banding dan bisa bebas. 

Setelah kebebasannya, ia kemudian membuat film berjudul This Is not a Film secara diam-diam di apartemennya. Film ini menceritakan kehidupan Panahi saat ia menunggu hasil bandingnya. Film ini kemudian ia selundupkan ke luar Iran melalui USB yang disimpan di dalam kue. 

Selama menjadi tahanan rumah, Panahi terus berkarya dengan membuat film yang mengkritik negaranya. Dengan barang serta kru seadanya, ia berusaha untuk menyuarakan apa yang terjadi di negaranya melalui film.

Dalam film Taxi (2015), ia bahkan hanya memanfaatkan kamera dasbor untuk pembuatan film ini. Perjuangannya pun tak sia-sia, melalui film Taxi ia berhasil mendapatkan hadiah utama di Festival Film Berlin 2015. Pada 2022, Panahi kembali dipenjara, namun pada 2023 ia kembali dibebaskan. 

Daftar Film Jafar Panahi

Mengutip dari laman IMDB, berikut ini daftar film karya Jafar Panahi.

  • It Was Just an Accident (2025)
  • No Bears (2022)
  • Life (2021)
  • The Year of the Everlasting Storm (2021)
  • Hidden (2020)
  • Celles qui chantent (2020)
  • 3 Faces (2018)
  • Où en êtes-vous Jafar Panahi? (2016)
  • Taxi (2015)
  • Closed Curtain (2013)
  • This Is Not a Film (2011)
  • The Accordion (2010)
  • Untying the Knot (2007)
  • Persian Carpet (2007)
  • Offside (2006)
  • Crimson Gold (2003)
  • The Circle (2000)
  • Ardekoul (1997)
  • The Mirror (1997)
  • The White Balloon (1995)
Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |