Presiden Prabowo: OKI Sulit Membantu Palestina Jika Lemah

3 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengingatkan Persatuan Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) agar tidak menjadi negara yang lemah. Sebab OKI sulit membantu Palestina kalau negara-negara Islam lemah. 

“Kalau kita lemah tidak mungkin bisa membantu Palestina. Bahkan suara kita pun tidak akan didengar,” kata Prabowo saat menghadiri Konferensi Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) ke-19 atau Persatuan Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Senayan, Jakarta, Rabu malam, 14 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Konferensi PUIC ke-19 ini dihadiri oleh delegasi parlemen 37 negara anggota OKI. Sekitar 500 anggota delegasi yang hadir, termasuk dari negara-negara observer. Topik utama konferensi kali ini adalah “PUIC Silver Jubilee–Good Governance and Strong Institutions as Pillar of Resilience”.

Prabowo tidak mengungkap secara tegas kondisi Palestina saat ini. Meski sempat terjadi gencatan senjata, saat ini pasukan Hamas –kelompok pejuang untuk kemerdekaan Palestina— masih terus bertempur dengan tentara Israel. Terbaru, drone pengintai Israel menyerang area dekat restoran Thailan dan Palmyra di Jalan al-Wehda di Kota Gaza pada Rabu dini hari tadi. Serangan itu menewaskan sedikitnya 17 orang.

Di acara konferensi OKI tersebut, Prabowo meminta agar negara-negara Islam sadar bahwa masing-masing harus berhasil mengatasi masalah internal sendiri terlebih dahulu. Sebab bangsa yang tidak bisa mengurus dirinya sendiri tidak akan mungkin dapat membantu umat yang sedang kesusahan.

Ia mengingatkan, bisa saja ada pihak yang tidak ingin perdamaian ketika negara-negara Islam lemah, meski mereka selama ini menginginkan perdamaian. “Mungkin ada pihak-pihak yang melihat kalau kita lemah, kita bisa dijajah kembali. Kita bisa disuruh-suruh sebagai bangsa pion, budak, dan kacung,” kata Prabowo. 

Di acara yang sama, Ketua DPR Puan Maharani mengatakan negara muslim dan mayoritas penduduk muslim menampilkan perannya sebagai kelompok yang diperhitungkan di dunia. “Pada satu titik, Islam memiliki modal untuk menjadi kekuatan baru dunia. Kita adalah kekuatan peradaban yang menekankan persatuan umat,” kata Puan dikutip dari keterangan resmi.

Puan menyinggung Piagam Madinah yang menekankan bahwa Islam menghargai keberagaman dan pluralisme. Politikus PDI Perjuangan ini menyebut bahwa negara-negara muslim harus menavigasi beragam cengkeram kepentingan politik global. Putri mantan Presiden Megawati Soekarnoputri ini mengatakan negara-negara muslim juga perlu memperkuat upaya menjaga soliditas antar-anggota OKI.

Daniel Ahmad Fajri berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |