Pesawat Kargo Militer Sudan Jatuh Tewaskan Seluruh Kru, RSF Klaim Tembak Pesawat Musuh

2 hours ago 2

Pengungsi dari Sudan melakukan aksi protes di depan kantor UNHCR, Jakarta, Senin (3/11/2025). Dalam aksinya mereka menuntut pihak UNHCR untuk segera mengambil peran dalam menghentikan genosida yang terjadi di Sudan serta menjamin hak perlindungan keamanan bagi warga sipil. Konflik perang sipil yang terjadi di Sudan kini telah berlangsung selama lebih dari dua tahun dan eskalasinya terus meningkat. Terbaru, Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Force) RSF telah mengambil alih dan menyerbu wilayah el Fasher, Ibu Kota bagian Darfur Utara, dengan membunuh sebanyak 2.200 orang serta 390 ribu warga terpaksa mengungsi pada akhir Oktober lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM --  Sebuah pesawat kargo militer Sudan jatuh pada Selasa (4/11/2025) malam di Negara Bagian Kordofan Barat, Sudan selatan, menewaskan seluruh awak di dalamnya, kata militer dalam pernyataannya. Militer Sudan menyebut pesawat mengalami kerusakan teknis pada sayap kanan yang menyebabkan kehilangan keseimbangan dan kebakaran sebelum jatuh di area puluhan kilometer di barat posisi pasukan pemerintah di wilayah tersebut.

Pesawat itu tengah menjalankan misi menjatuhkan logistik dari udara untuk unit militer yang terkepung di Kota Babanusa, tempat pasukan pemerintah bertempur dengan Rapid Support Forces/RSF. Militer tidak merinci jumlah awak yang tewas.

Sebelumnya pada hari yang sama, RSF mengklaim telah menembak jatuh sebuah pesawat militer setelah pasukannya diserang. Belum ada konfirmasi independen mengenai klaim tersebut.

Dalam beberapa hari terakhir, militer Sudan meningkatkan pengiriman logistik lewat udara guna memperkuat pasukan di Babanusa yang terus mendapat serangan dari RSF.

Tiga negara bagian Kordofan—Utara, Barat, dan Selatan—menjadi medan pertempuran sengit antara kedua pihak. RSF juga merebut El-Fasher, ibu kota Negara Bagian Darfur Utara, pada 26 Oktober dan diduga melakukan pembantaian terhadap warga sipil, menurut laporan kelompok hak asasi manusia.

Sejumlah organisasi kemanusiaan memperingatkan bahwa perebutan kota tersebut dapat memperkuat pembagian wilayah secara de facto di Sudan yang kini dilanda perang. Sejak pecahnya konflik pada April 2023, pertempuran antara militer Sudan dan RSF telah menewaskan ribuan orang, memaksa jutaan lainnya mengungsi, serta memicu salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

sumber : Antara, Anadolu

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |