Permintaan Maaf Hayam Wuruk setelah Tewasnya Raja Sunda di Perang Bubat

4 days ago 6

Sabtu, 01 Februari 2025 - 06:33 WIB

loading...

Permintaan Maaf Hayam...

Ilustrasi Raja Majapahit Hayam Wuruk. Foto/Istimewa

HUBUNGANKerajaan Sunda dan Majapahit resmi putus setelah Perang Bubat . Peperangan yang diawali dari rencana pernikahan Raja Majapahit Hayam Wuruk dengan putri Raja Sunda Dyah Pitaloka Citraresmi , kemudian diintervensi oleh Gajah Mada.

Peperangan ini sebenarnya bisa dihindari bila rombongan Kerajaan Sunda diperlakukan secara benar oleh Gajah Mada dan pasukan Kerajaan Majapahit. Peperangan Bubat juga menyisakan kesedihan mendalam bagi Hayam Wuruk, sang raja Majapahit.

Pasalnya, dari peperangan ini Hayam Wuruk kehilangan calon istrinya Dyah Pitaloka Citraresmi yang bunuh diri pascatewasnya rombongan Kerajaan Sunda. Hayam Wuruk sendiri telah menyampaikan permintaan maaf kepada Hyang Bunisora Surapati, mahapatih Kerajaan Sunda yang tak ikut mengantarkan rombongan ke Majapahit.

Baca Juga

Kelicikan Gajah Mada, Politisasi Pertunangan Raja Majapahit dan Putri Sunda

Namun, permintaan maaf itu masih tak membuat hubungan dua kerajaan ini kembali pulih. Bahkan dari "Perang Bubat 1279 Saka: Membongkar Fakta Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit", hubungan kedua kerajaan kian renggang.

Bagi Sunda, Kerajaan Majapahit merupakan wilayah yang tak perlu dijamah kembali. Perang Bubat juga menandakan gagalnya gagasan Gajah Mada tentang Sumpah Palapa.

Perang Bubat juga menyebabkan Gajah Mada dijauhkan dari urusan politis Majapahit. Dengan demikian, Gajah Mada tidak memiliki wewenang lagi untuk merealisasikan gagasan Nusantara dan Sumpah Palapa yang dimanifestasikan dengan menundukkan kerajaan-kerajaan, baik di Jawa maupun di Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.

Baca Juga

Kisah Misteri Nasib Mahapatih Gajah Mada Setelah Perang Bubat

Bahkan, menurut Serat Pararaton bahwa berakhirnya Perang Bubat, Gajah Mada yang akan ditangkap oleh raja Kahuripan dan raja Daha tersebut melakukan moksa, wafat tanpa meninggalkan raganya. Sedangkan bagi Maharaja Linggabuana Wisesa yang gugur di Perang Bubat mendapat gelar terhormat.

Sang Raja Sunda yang gugur itu mendapat julukan dari masyarakat Sunda yakni Prabu Wangi. Putra Linggabuana Wisesa yang bernama Niskala Wastu Kancana yang tidak ikut dalam rombongan diberi kehormatan sebagai raja bergelar Prabu Siliwangi (keturunan raja yang harum namanya).

Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

Follow

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

Baca Berita Terkait Lainnya

Gempa Bumi M6,2 Guncang...

7 jam yang lalu

Pemkab Kotabaru bersama...

9 jam yang lalu

Inovasi Mahasiswa Poltekkes...

10 jam yang lalu

Gempa M6,2 Guncang Aceh...

10 jam yang lalu

Gempa M6,2 Guncang Aceh...

11 jam yang lalu

Dedi Mulyadi Kaget Jabar...

11 jam yang lalu

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |