TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia membantah disebut mengerahkan pasukan militer ke Wamena, Papua, pada akhir Mei lalu. Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih Kolonel Infanteri Candra Kurniawan mengatakan instansinya hanya mengganti personel yang bertugas di wilayah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menyatakan pergantian personel itu tidak memiliki kaitannya dengan tindakan penyerangan OPM di Wamena. Penembakan yang menewaskan seorang anggota kepolisian itu terjadi di depan RSUD Wamena pada Kamis, 29 Mei 2025.
"Tidak ada pengerahan pasukan TNI ke Wamena, yang ada hanya pergantian personel," kata Candra saat dihubungi pada Ahad, 1 Juni 2025.
Dia berujar, Satgas Pamtas Kewilayahan Indonesia-Papua Nugini Yonif 641/Bru telah bertugas selama sekitar satu tahun di Wamena. Karena itu, Candra mengatakan, TNI memutuskan melimpahkan tugas itu kepada personel dari Yonif 521/Dy.
Adapun tudingan TNI mengerahkan pasukan ke Wamena disampaikan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB OPM. Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengatakan TNI mengirim prajurit militer dan logistik ke Wamena, Papua pada 30 Mei lalu.
Dia menilai kehadiran TNI di Wamena itu telah mengancam ribuan warga Nduga yang sedang mengungsi. "Aparat militer memasuki sejumlah titik pengungsian lalu mengawasi ketat warga sipil," kata Sebby dalam keterangannya pada Ahad, 1 Juni 2025.
Menurut dia, pengerahan pasukan militer ke Wamena ini berkaitan dengan insiden penembakan yang dilakukan kelompoknya di RSUD Wamena.
Dia mengatakan, intelijen dari kelompoknya melihat adanya satu unit kapal milik TNI yang memasuki pelabuhan di Jayapura pada 28 Mei. Menurut dia, ada delapan truk yang dipakai untuk mengangkut seluruh prajurit militer dan logistiknya menuju Sentani, Jayapura, Papua.
"Selanjutnya seluruh prajurit militer itu dikirim ke Wamena menggunakan pesawat," kata Sebby.
Dia tak merinci total prajurit militer yang dikerahkan ke Wamena. Namun, kata dia, TNI membagi dua kelompok untuk ditugaskan di tiap-tiap wilayah.
"Kelompok pertama dijemput oleh petinggi militer dengan empat unit truk, lalu dibawa ke markasnya di Wamena," ucap dia. Sebby melanjutkan, "Kelompok kedua dibawa ke arah Wouma dan sekitarnya," ujarnya.