Peletakan Batu Pertama Proyek Baterai EV CATL Mulai pada Juni 2025

6 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek baterai kendaraan listrik milik perusahaan Cina, Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL), akan dilakukan pada Juni 2025.

Proyek ini menurut Bahlil akan menyerap investasi sekitar US$ 6 miliar. “Juni, kami akan melakukan groundbreaking untuk ekosistem baterai mobil CATL yang kerja sama dengan BUMN. Setelah itu, kami akan masuk pada tahap berikutnya lagi,” ujar Bahlil seusai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana, Jakarta, Jumat, 23 Mei 2025, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.

Selain CATL, perusahaan nasional Daya Anagata Nusantara (Danantara) juga akan berpartisipasi dalam pembiayaan proyek ini. Namun, Bahlil belum merinci total nilai investasi dari pihak Danantara. “Dapat dipastikan sebagian pembiayaannya insyaallah dari Danantara,” ucap Ketua Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional itu.

CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengonfirmasi keterlibatan perusahaannya dalam proyek baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) tersebut. Ia menyebut, proyek sempat tertunda akibat persoalan pendanaan, namun kini Danantara akan mengambil peran untuk mengatasi hambatan tersebut. “Kalau dulu mungkin ada kendala pendanaan, tapi sejak ada Danantara ini, pendanaan ini kami yang membantu,” kata Rosan dalam keterangan pers di Istana, Kamis, 22 Mei 2025, seperti dikutip dari Antara.

Rosan menekankan proyek ini sangat strategis bagi perekonomian nasional. “Baik dari segi return, penyediaan lapangan pekerjaan, dampak perekonomiannya ke depan untuk Indonesia,” ujarnya.

Pemerintah berharap Indonesia bisa menguasai rantai pasok industri kendaraan listrik secara utuh. Selain CATL, pemerintah juga menggandeng Huayou untuk mengembangkan ekosistem baterai di Indonesia. “Dengan ini, the whole ecosystem dari mining sampai ke baterainya akan terjadi di dalam satu green package atau satu ekosistem, baik dari deal yang akan berjalan dengan Huayou maupun dengan CATL,” jelas Rosan.

Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menyampaikan CATL menargetkan produksi baterai EV di Indonesia paling lambat Maret 2026. “Mereka (CATL) mengharapkan itu paling lambat Maret 2026 sudah berproduksi di Indonesia,” kata Yuliot di Jakarta, Jumat, 16 Mei 2025, seperti dikutip dari Antara.

Yuliot menjelaskan, proyek ini tetap berjalan dengan target kapasitas produksi sebesar 15 GWh. Pada tahap awal, CATL akan memulai dengan kapasitas 7,5 GWh. “Ini tahap pertama sudah mendapatkan persetujuan (dari pemerintah Cina) 7,5 GWh,” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |