Warga Palestina Nadia Housou dan suaminya, Sami Housou, menutup tenda mereka untuk melindungi kelurga mereka dari hujan di sebuah kamp di Zawaida, Jalur Gaza tengah, Kamis (13/11/2025). Sebagian besar warga Gaza bergantung pada tenda-tenda usang untuk bertahan hidup. Kantor media pemerintah Gaza memperkirakan sekitar 93 persen tenda pengungsian sudah tidak layak huni, yakni sekitar 125.000 dari total 135.000 tenda.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK-Pelapor Khusus PBB untuk Wilayah Palestina yang Diduduki mengatakan pada Jumat bahwa Israel harus membiayai rekonstruksi Gaza bersama dengan AS dan negara-negara penyedia senjata utama lainnya, seperti dilaporkan oleh Anadolu.
Berbicara dalam sebuah acara di London mengenai situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese mencatat bahwa harus dilakukan penilaian menyeluruh terhadap keterlibatan dalam genosida di Gaza.
Dia juga menekankan bukan hanya Israel, melainkan semua negara yang membantu genosida harus menghadapi sanksi.
“Negara-negara harus memutuskan hubungan dengan Israel, harus menghentikan bantuan dan dukungan terhadap negara yang mempertahankan pendudukan ilegal,” kata Albanese.
Menyentuh soal pertanggungjawaban, pelapor khusus tersebut mengatakan bahwa Israel harus membiayai rekonstruksi Gaza bersama dengan AS, Jerman, dan Italia, yang merupakan negara-negara penyedia senjata utama.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa harus ada penyelidikan yang kuat terhadap keterlibatan Inggris dalam genosida ini melalui layanan yang disediakan dari pangkalan di Siprus.
“Jika Israel tidak ingin dituduh melakukan praktik kolonial, ia tidak boleh bertindak seperti kekuatan kolonial, seperti entitas kolonial, mengambil tanah, dan mengusir penduduk,” tambahnya.
Mengatakan bahwa dua tahun genosida di Gaza adalah “akibat dari 60 tahun impunitas,” ia mencatat bahwa hal itu tidak akan berhenti “kecuali ada perubahan di London, Roma, Berlin, atau Paris.”

5 hours ago
3










































