Pasca Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Psikolog Sebut Pentingnya Trauma Healing bagi Korban dan Warga Sekolah

2 hours ago 4

CANTIKA.COM, JakartaCantika turut berempati atas peristiwa ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta pada Jumat, 7 November 2025, sekitar pukul 12.15 WIB. Berdasarkan laporan Tempo, dua ledakan terdengar di lingkungan sekolah; pertama di aula saat khotbah salat Jumat berlangsung, dan kedua di area pintu belakang. Akibat kejadian tersebut, sekitar 54 siswa dilaporkan mengalami luka-luka.

Pasca kejadian, fokus pemulihan tidak hanya pada kondisi fisik dan sistem sekolah, tetapi juga pada kesehatan mental dan emosional para korban, keluarga, serta warga sekolah. Menurut psikolog Rosdiana Setyaningrum, setiap pihak yang terdampak membutuhkan ruang untuk memulihkan diri melalui proses trauma healing.

“Semuanya korban, baik itu anak-anak, orang tua, guru, hingga kepala sekolah. Mereka sebaiknya menjalani trauma healing dan konseling karena pasti ada efek trauma,” ujar Rosdiana saat dihubungi Cantika via telepon, Jumat, 7 November 2025.

Ia menambahkan, bentuk trauma healing bisa beragam, salah satunya dengan memberi ruang bagi korban untuk meluapkan emosinya.

“Biarkan anak-anak release emosinya. Kalau ingin marah, berikan ruang. Misal, jika mereka marah-marah sambil memukul samsak tinju di rumah, silakan. Asal tidak merusak barang-barnag. Kalau ingin menangis, biarkan. Mereka juga bisa menyalurkan perasaan lewat menulis atau berolahraga,” jelasnya.

Psikolog Rosdiana Setyaningrum. Foto: CANTIKA/ Lanny Kusumastuti

Hal serupa berlaku untuk para orang tua dan guru yang ikut terdampak. “Kalau orang tua merasa ingin menangis bersama anak yang sudah pulih, itu tidak apa-apa. Justru penting untuk menunjukkan bahwa kita juga punya emosi,” tuturnya.

Menurutnya, keberanian orang tua untuk jujur terhadap perasaan sendiri dapat menjadi pembelajaran langsung bagi anak dalam menghadapi situasi sulit.

“Berani mengakui bahwa kita trauma juga bentuk keberanian tersendiri. Ketika orang tua bisa meluapkan emosi dan menunjukkan cara mengendalikannya di depan anak, itu sangat berarti,” tambah Co-Founder & Clinic Director of MS Wellbeing Center tersebut.

Rosdiana juga mengingatkan pentingnya mencari bantuan psikolog bila perasaan takut, cemas, atau marah tak kunjung reda. “Kalau setelah beberapa waktu rasa takut atau marah itu tidak hilang, jangan ragu untuk konseling. Bisa jadi memang butuh penanganan khusus karena peristiwa ini traumatis,” tegasnya.

Peristiwa di SMAN 72 Jakarta menjadi pengingat kita bahwa pemulihan mental sama pentingnya dengan pemulihan fisik. Melalui dukungan keluarga, lingkungan, dan tenaga profesional, proses healing bisa membantu semua pihak menemukan kembali rasa aman dan tenang di tengah trauma yang ada.

Pilihan Editor: Membangun Koneksi dengan Anak di Momen Liburan, Makin Dekat dan Bahagia Tanpa Gadget

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |