CANTIKA.COM, Jakarta - Zohran Mamdani mencetak sejarah baru di Amerika Serikat. Politisi Demokrat berusia 34 tahun ini resmi menjadi wali kota muslim pertama, keturunan India pertama, Asia Selatan pertama, sekaligus wali kota termuda di New York sejak 1917.
Dalam pidato kemenangannya pada Selasa malam, 4 November, Zohran menegaskan bahwa New York akan menjadi kota yang lebih inklusif. “New York tidak lagi menjadi tempat di mana Anda bisa memperdagangkan Islamofobia dan memenangkan pemilu,” ujarnya tegas disambut sorak sorai pendukung.
Ia juga menyapa mantan Presiden Donald Trump dengan sindiran halus, “Saya tahu Anda memperhatikan. Jadi, saya hanya ingin bilang empat kata: turn the volume up (keraskan volume suarannya).”
Lebih jauh, ia menegaskan identitas New York sebagai rumah bagi imigran. “New York akan tetap menjadi kota yang dibangun oleh imigran, didukung oleh imigran, dan mulai malam ini, dipimpin oleh seorang imigran,” katanya.
Sosoknya yang vokal dan progresif membuat publik penasaran dengan latar belakang keluarganya termasuk kedua orang tuanya. Mira Nair dan Mahmood Mamdani ternyata sosok yang berpengaruh di bidang masing-masing.
Yuk, kita deep dive mengenal orang tua Zohran Mamdani.
Mira Nair, Sineas Peraih Penghargaan Internasional
Ibu Zohran, Mira Nair, adalah sutradara dan produser asal India yang dikenal di kancah global lewat karya-karya puitis dan penuh makna sosial. Lahir di Rourkela, Odisha, pada 1957, Mira awalnya menekuni sosiologi di Universitas Delhi sebelum melanjutkan studi di Harvard, tempat minatnya pada dunia film tumbuh.
Kariernya dimulai dengan film dokumenter bertema sosial, namun melejit lewat film Salaam Bombay! (1988) yang menggambarkan kehidupan anak jalanan Mumbai. Film tersebut memenangkan Caméra d’Or di Cannes dan dinominasikan untuk Academy Award.
Sejak saat itu, Nair dikenal sebagai sutradara yang menggali isu identitas, kelas sosial, dan diaspora lewat film seperti Mississippi Masala (1991), Monsoon Wedding (2001), dan The Namesake (2006). Ia juga pernah meraih Venice Golden Lion dan nominasi BAFTA serta Golden Globe.
Mahmood Mamdani, Cendekiawan Kritis dari Uganda
Mahmood Mamdani adalah akademisi dan penulis asal Uganda yang diakui di dunia internasional. Lahir di Bombay, India, tahun 1946, ia dibesarkan di Kampala, Uganda, dan dikenal sebagai salah satu pemikir terdepan Afrika dalam bidang politik, kolonialisme, dan hak asasi manusia.
Mahmood menempuh pendidikan di University of Pittsburgh, Tufts University, dan meraih gelar doktor dari Harvard University pada 1974. Ia pernah mengajar di University of Dar es Salaam, Makerere University, University of Cape Town, hingga Columbia University, tempat ia kini menjabat sebagai Profesor Ilmu Pemerintahan.
Beberapa karya terkenalnya antara lain When Victims Become Killers, Good Muslim, Bad Muslim, dan Citizen and Subject, buku-buku yang banyak dikutip di studi politik global.
Kisah Cinta Orang Tua Zohran Mamdani
Pertemuan Mira Nair dan Mahmood Mamdani kayak kisah film romantis yang berlapis sejarah dan idealisme. Pada 1989, Nair terbang ke Kampala untuk riset film Mississippi Masala, yang menceritakan hubungan antara pria Afrika-Amerika dan perempuan India-Amerika.
Dalam proses riset itu, ia membaca buku karya Mahmood Mamdani, From Citizen to Refugee: Uganda Asians Come to Britain, yang membahas eksodus warga keturunan India dari Uganda. Buku itu begitu kuat hingga ia memutuskan untuk mewawancarai penulisnya langsung.
“Dia mewawancarai saya, dan kami berbincang lama. Rasanya kami langsung jatuh cinta — seolah memang sudah ditulis,” kenang Mahmood Mamdani dalam wawancara bersama The Telegraph India.
Nair sempat ragu menikah lagi setelah pernikahan pertamanya, namun hubungan mereka kian erat. Mahmood sendiri sempat khawatir tidak bisa memahami gaya hidup sutradara yang sibuk dan berpindah tempat.
“Dia bilang, kami seperti tentara, mereka pergi berbulan-bulan. Bisa enggak kamu hidup dengan orang seperti itu?” ujar Nair mengenang masa awal hubungan mereka.
Pasangan ini menikah pada 1991, di tahun yang sama ketika Mira Nair mengetahui bahwa ia hamil anak pertama mereka, Zohran. Kini, perjalanan cinta dan nilai-nilai kedua orang tuanya seolah membentuk karakter Zohran Mamdani, pemimpin muda dengan visi global, empati sosial, dan keberanian menyuarakan kebenaran.
Pilihan Editor: Terpilih jadi Wali Kota Muslim Pertama Cranbury, Eman El Badawi: Saya Bersyukur Bisa Melayani
TIMES OF INDIA
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.















































