loading...
Orang-orang terlihat di jalan dengan bangunan yang rusak di dekat Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza, pada 1 April 2024. Foto/Mohammed Ali/Xinhua
JALUR GAZA - Presiden Donald Trump mengatakan Amerika Serikat (AS) akan mengambil alih Gaza yang dilanda perang dan mengubahnya menjadi "Riviera Timur Tengah" setelah memukimkan kembali warga Palestina di tempat lain.
“Ide Presiden AS Donald Trump tidak bertanggung jawab dan tidak manusiawi," tegas Dr Tamer Qarmout, profesor madya di Institut Studi Pascasarjana Doha, kepada Sputnik.
Warga Gaza berharap setelah semua kekejaman itu, AS akan memetakan jalur politik untuk mengakhiri konflik dan membantu pemulihan dan rekonstruksi Gaza, menurut pakar itu.
"Ini seperti Anda menghidupkan kembali warisan kolonial dan imperialisme tinggi di mana beberapa negara memutuskan nasib negara lain, orang lain," ujar Qarmout memperingatkan.
Dia menekankan, "Ini mengejutkan. Dan itu sangat, sangat berbahaya."
“Warga Palestina menolak rencana Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan mereka dari Jalur Gaza ke Yordania dan Mesir, yang tidak mampu menampung pengungsi dalam jumlah besar,” papar Ayman Yousef, profesor di Universitas Arab-Amerika di Palestina, kepada Sputnik.
AS dan Israel menggunakan perselisihan Fatah-Hamas untuk mendorong agenda mereka, menurut profesor tersebut.
"Di tingkat Palestina, kita harus menjembatani kesenjangan antara Fatah dan Hamas dan kita harus melakukan proyek rekonsiliasi (nasional) yang lebih konkret," tegas Yousef.
“Trump dapat membantu jika dia memberlakukan lebih banyak pembatasan terhadap Israel untuk menahan tindakan militer Israel di masa mendatang di Gaza," pungkas pakar tersebut.
(sya)
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya