Menyambung Asa di Posko Perbatasan

3 hours ago 2

Muhammad Restu (24 tahun), warga Desa Batu Sumbang yang menjaga posko bantuan di perbatasan Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Tamiang.

REPUBLIKA.CO.ID,ACEH TAMIANG — Pria kurus itu masih sibuk menata bantuan di tenda hitam sederhana di ujung Desa Batu Bejulang, Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang, Selasa (23/12/2025). Di sebelahnya, sebuah terpal biru bertopang kayu menjadi peneduh warga yang hendak mengambil bantuan. 

Saat ambulance Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) datang, Muhammad Restu (24 tahun), nama pria asal Suku Gayo itu, turun dari poskonya. Dia pun menyambut tim medis beranggotakan enam relawan perempuan tersebut. “Disini bisa pelayanan kesehatan dok, cuma yang lebih butuh ada di desa saya di Aceh Timur. Pakai boat dari sini. Disana banyak orang sakit,”kata Restu dengan sedikit rambut yang dikuncir belakang.

Para relawan lantas membuka pos kesehatan dadakan di posko bantuan yang didirikan Restu. Belasan warga datang untuk berobat. Keluhannya bermacam-macam dari sakit kepala hingga gatal-gatal akibat banjir. Setelah pelayanan tersebut selesai, Restu membantu tim medis untuk bisa singgah di Desa Sumbang. Atas jasa ayahnya, Husein, tim medis BSMI pun diantar ke desa dengan sampan setelah hampir setengah jam mengarungi Sungai Tamiang.

Restu sengaja mendirikan posko di perbatasan antara Aceh Timur dan Aceh Tamiang. Di Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur, ujar dia, tiga dari delapan desa terdampak banjir bandang yang menimpa Aceh beberapa waktu lalu. Apabila banjir bandang menghantam daerah perkotaan Aceh Tamiang pada 26 November, daerah di sekitar hulu Sungai Tamiang itu sehari lebih dulu tertimpa bencana dahsyat tersebut. 

Saat banjir bandang datang, Restu mengungsi ke kampung saudaranya yang berada lebih tinggi dari kampungnya. Air yang terus mengejar membuat mereka semua harus kembali pindah. Bersama keluarga besar dan warga desa lainnya, Restu mengaku harus menaiki bukit yang menjadi tempat pemakaman desa. “Waktu banjir datang kita pergi dengan baju di badan sama bawa sedikit beras untuk bekal,”kata dia. 

Beberapa warga sempat tertinggal. Bersama dengan pemuda desa lainnya, dia melakukan evakuasi dengan sampan. Untuk urusan berenang, dia mengklaim, desa itu juaranya. Penyelamatan pun dilakukan dengan aman. Dia mengungkapkan, tidak ada korban jiwa akibat bencana tersebut. 

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |