Menperin: Net Zero Emission 10 Tahun Lebih Cepat Dari Target Nasional

10 hours ago 2

GOOTO.COM, Jakarta - Kendaraan listrik dinilai menjadi salah satu solusi atas tantangan global yang sedang terjadi, seperti perubahan iklim dan buruknya kualitas udara perkotaan.

Iklan

Oleh karena itu, transisi menuju moda transportasi ramah lingkungan menjadi penting guna mengurangi gas rumah kaca dan meningkatkan kualitas udara di berbagai wilayah, terutama pada kota-kota besar. 

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa pihaknya memiliki konsep yang disebut Green Mobility. Konsep ini nantinya akan membuat pemerintah selalu terbuka terhadap semua teknologi yang mengarah pada perbaikan lingkungan, seperti teknolog kendaraani EV (Electric Vehicle), hybrid, fuel cell, hingga biofuel.

“Kami di Kementerian selalu dan akan terus-menerus berada pada posisi terdepan dalam melahirkan kebijakan-kebijakan untuk mendukung pengembangan industri kendaraan listrik nasional, sebagai bagian dari komitmen kita terhadap pengurangan emisi karbon dan upaya untuk menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan,” jelas Agus Gumiwang di Jakarta.

Bahkan, mereka menargetkan tercapainya net zero emission untuk sektor manufaktur di Indonesia pada 2050. Tenggat tersebut 10 tahun lebih cepat dibanding target nasional yang ingin mencapainya pada 2060. Saat ini pabrikan otomotif lokal disebut sedang beradaptasi untuk memenuhi standar emisi global dan tren teknologi rendah karbon. 

Meski tantangannya cukup berat, Agus Gumiwang percaya bahwa dengan kebijakan tepat seperti lokalisasi komponen, dan dukungan riset dari berbagai perusahaan dapat segera memenuhi kebutuhan pasar kendaraan listrik dengan standar global. 

“Pemerintah telah menerbitkan beberapa kebijakan insentif yang saya yakin Bapak-Ibu sekalian sudah paham, (walaupun) memang ada kebijakan insentif yang masih belum jalan, masih di dalam pembahasan pemerintah,” ucapnya.

Di sisi lain, Agus Gumiwang juga mengatakan bahwa pemerintah ingin menjadikan Indonesia sebagai negara mandiri dengan membangun ekosistem kendaraan ramah lingkungan sendiri. Bahkan, Indonesia dinilai berpotensi untuk menjadi basis produksi kendaraan listrik untuk kawasan ASEAN, hingga kawasan global. 

Ia mengatakan bahwa saat ini industri kendaraan listrik Indonesia sedang mengalami perkembangan melalui berbagai sektor, mulai dari roda dua hingga roda empat.

Meski begitu, pihak Menperin tetap memperingatkan kepada para pelaku industri mengenai tantangan baru yang muncul akibat dinamika ekonomi global. Salah satunya adalah proteksionisme dari negara asing yang tentunya memengaruhi ekspor produk-produk industri otomotif, termasuk kendaraan listrik. 

“Kita sama-sama, pemerintah dan pelaku usaha dan para pelaku industri, memastikan bahwa produk-produk otomotif kita termasuk produk-produk NEV ini bisa memiliki daya saing yang lebih tinggi. Sehingga akan memperkuat keberadaan pasar kita di internasional melalui penguatan kualitas produk dan juga strategi pemasaran yang tepat,” tutup dia. 

RIFQI DHEVA ZA’IM | ERWAN HARTAWAN

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |