CANTIKA.COM, Jakarta - Di tengah tekanan pekerjaan, overthinking, sampai drama kehidupan sehari-hari, banyak perempuan menemukan “tempat aman” baru: menulis fiksi. Mulai dari menuangkan kisah cinta imajinatif, membuat karakter yang relate, hingga menulis fanfiction, aktivitas ini ternyata bukan cuma hobi seru, tetapi juga bentuk self-healing yang terbukti membantu kesehatan mental.
Menulis fiksi memberi ruang untuk bernapas. Ruang untuk jujur pada diri sendiri. Ruang untuk membangun dunia yang kita inginkan, bukan dunia yang menuntut kita setiap hari. Yuk kenali manfaatnya secara lebih mendalam.
1. Ruang Aman untuk Menyalurkan Emosi
Ketika sulit mengungkapkan perasaan secara langsung, menulis fiksi bisa menjadi jembatan yang lembut.
Lewat karakter, kita bisa mengekspresikan hal-hal yang terpendam: amarah, takut, rindu, atau luka lama.
Menulis jadi semacam katarsis, perasaan lega setelah menuangkan isi kepala lewat cerita. Banyak perempuan merasa lebih tenang setelah “menitipkan” emosinya pada karakter yang mereka ciptakan.
2. Mengurangi Stres dan Overthinking
Overthinking adalah musuh banyak perempuan muda. Menulis fiksi bisa mengalihkan energi negatif itu menjadi sesuatu yang produktif.
Fokus pada alur cerita dan dunia imajinatif membuat otak berhenti memikirkan hal-hal yang bikin cemas. Hasilnya? Pikiran lebih rileks, tubuh ikut ringan.
Bahkan hanya menulis 15–20 menit per hari sudah cukup untuk membantu menurunkan stres.
3. Cara Elegan untuk Mengenali Diri Sendiri
Setiap karakter yang kita buat adalah cermin kecil dari diri kita.
Ketika menulis, kita tanpa sadar menggali hal-hal seperti:
nilai yang kita pegang,
ketakutan terbesar,
mimpi yang belum sempat kita kejar,
atau luka yang belum sempat terobati.
Menulis fiksi dapat menjadi proses mengenali diri secara perlahan tapi mendalam tanpa paksaan.
4. Membentuk Mental yang Lebih Tangguh
Di dunia fiksi, kita bebas menciptakan konflik dan menyelesaikannya dengan banyak cara.
Proses ini melatih kita berpikir kreatif dan resilien terhadap masalah.
Ketika karakter kita bisa bangkit, tanpa sadar kita ikut belajar untuk kuat menghadapi realita.
5. Pelarian Sehat dari Tekanan Hidup
Siapa bilang escapism itu selalu buruk?
Menulis fiksi adalah healthy escapism, pelarian yang tetap membangun.
Alih-alih doomscrolling atau memendam stres, menulis fiksi membuat kita rehat sejenak dari dunia nyata, sambil tetap menciptakan sesuatu yang berarti. Banyak perempuan merasa menulis memberi struktur dan tujuan dalam kesehariannya.
6. Meningkatkan Empati dan Keterhubungan Sosial
Ketika merancang karakter dengan latar belakang, motivasi, dan emosi berbeda, kita belajar melihat dunia dari sudut pandang orang lain. Ini membuat empati meningkat secara alami.
Kalau kamu aktif di komunitas menulis, dampaknya lebih terasa: kamu bisa bertemu teman baru, berbagi cerita, dan merasa “tidak sendirian”.
7. Didukung Riset: Menulis Memang Menyembuhkan
Beberapa penelitian di Indonesia dan luar negeri menunjukkan bahwa menulis ekspresif, baik jurnal, cerpen, maupun fiksi dapat memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan mental seperti:
menurunkan kecemasan,
meredakan stres,
membantu trauma,
dan meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan.
Menariknya, banyak remaja dan perempuan dewasa melaporkan bahwa menulis cerita fiksi terasa lebih mudah dan menyenangkan dibanding journaling tradisional.
Panduan Simple untuk Memulai Menulis Fiksi
Kalau kamu ingin menjadikan menulis sebagai ritual self-care, coba langkah ini:
Mulai dari karakter sederhana.
Tulis tanpa sensor; edit nanti saja.
Gunakan perasaanmu sebagai bahan cerita.
Tentukan waktu menulis, minimal 10 menit sehari.
Simpan untuk dirimu atau bagikan ke komunitas, pilih yang paling nyaman.
Tidak ada aturan baku. Yang penting, menulisnya membuatmu merasa lebih ringan.
Menulis fiksi adalah self-healing yang cantik: kreatif, menyenangkan, aman, dan sangat empowering. Bagi banyak perempuan, ini bukan sekadar hobi, tetapi cara untuk merawat pikiran, memahami diri, dan menghadapi dunia dengan lebih lembut.
Kalau kamu akhir-akhir ini sering merasa penat, cobalah membuka lembar baru, secara harfiah. Kamu mungkin terkejut betapa menulis bisa sangat menyembuhkan.
Pilihan Editor: Taylor Swift Terobsesi Makan Roti Sourdough, Bisa Menurunkan Kolesterol
PSYCHOLOGY TODAY | JOURNAL UNIVERSITY OF MANCHESTER | INKLING CREATIVES
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.





































