TEMPO.CO, Jakarta - KAI Commuter mengoperasikan dua KRL baru Line Bogor dan satu KRL Line Cikarang mulai hari ini, Minggu, 1 Juni 2025. Tempo turut kereta yang diimpor dari Cina itu bersama Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artiviyanto dan rombongan media dari Stasiun Manggarai menuju Stasiun Bogor.
KRL baru Line Bogor tiba di Stasiun Manggarai pukul 8.43 WIB. KRL bernomor seri CLI-125 itu bercorak abu-abu dan merah itu terdiri dari 12 gerbong—lebih banyak ketimbang KRL lama yang terdiri dari 10 gerbong. Satu gerbong memiliki panjang sekitar 20 meter dan lebar 3 meter. Setiap gerbong memiliki 8 pintu yang terdiri dari 4 pintu di sisi kiri dan 4 pintu sisi kanan.
Di sisi kanan kiri setiap pintu, tersedia kursi yang diberi warna abu-abu. Warna di kedua ujung kursi panjang itu berbeda dengan warna utama, yaitu merah. Asdo mengatakan, kursi berkelir abu-abu itu merupakan kursi prioritas. Artinya, kursi ini bisa diutamakan untuk penumpang perempuan yang hamil, penyandang disabilitas, lansia, serta penumpang yang membawa bayi atau anak-anak.
“Jadi, kenapa kok tidak di kursi khusus seperti yang rangkaian lama? Kami memudahkan penumpang prioritas mendapatkan tempat duduknya,” tutur Asdo.
Menurut Asdo, satu gerbong KRL baru berkapasitas 289 penumpang. Dengan 12 gerbong, KRL ini bisa mengangkut 3.400 penumpang dalam sekali perjalanan. “Mudah-mudahan bisa mengurangi kepadatan, terutama saat peak hour,” kata Asdo. Adapun sebelumnya, KRL lama hanya memiliki 10 gerbong sehingga kereta baru ini bisa mengangkut lebih banyak penumpang.
Selain kapasitas yang bertambah, KRL baru dari Cina itu kini dilengkapi dengan papan informasi rute digital. Papan ini terletak di atas setiap pintu kereta. Melalui papan informasi tersebut, penumpang bisa mengetahui posisi kereta hingga stasiun yang akan dituju untuk pemberhentian berikutnya.
Setelah melewati sejumlah stasiun, kereta tiba Stasiun Bogor pada pukul 09.45. Siti Halimah, 27 tahun, menjadi salah satu penumpang yang menaiki KRL baru tersebut menuju Jakarta. Perempuan yang saban Senin-Jumat menggunakan KRL untuk bekerja di Jakarta itu menilai kereta baru buatan Cina itu lebih bagus. “AC-nya lebih dingin,” katanya kepada Tempo.
Ia juga mengatakan papan informasi digital membantunya untuk mendapatkan informasi stasiun. Sebelumnya, informasi pemberhentian stasiun hanya hanya diterima penumpang melalui pengumuman suara. “Dengan papan informasi ini, jadi lebih jelas. Enggak khawatir terlewat (kebablasan) turun,” ujarnya.
Pilihan Editor: Pabrikan Cina Kalahkan Tiga Lawan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini