Koreografer Hartati Bersiap Pentas Jarum dalam Jerami di Singapura

7 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Koreografer Hartati akan kembali menunjukkan karyanya dalam seni teater di Malay Festival of Arts 2025, pada 2 dan 3 Mei 2025. Penampilan koreografi miliknya ini berjudul Jarum dalam Jerami atau Needle in a Haystack yang sudah dibuat Hartati sejak 2022. Gedung Esplanade Theater di Singapur menjadi tempat pertunjukan ini.

Sebelumnya, Jarum dalam Jerami sudah pernah dipentaskan Hartati dalam acara Alek Mandeh, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat pada November 2022. Kemudian, pada Desember 2022, Hartati kembali unjuk diri dalam Jakarta International Contemporart Dance Festival (JICON) yang bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, di Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Latar belakang Hartati sebagai seorang perempuan Minangkabau menjadi ide utama dalam penggunaan properti karya ini, hidup di dalam lingkungan hamparan ladang dan sawah. Jarum dalam Jerami menjadi bentuk memori Hartati dan memori kolektif masyarakat Minangkabau yang mendapatkan rasa gembira setiap masa panen tiba. 

Keceriaan semasa panen inilah yang Hartati gunakan, masyarakat Minangkabau akan menumpuk jerami setelah panen, tetapi tidak menyadari bahwa dalam tumpukan jerami bisa saja ada jarum. Oleh karenanya, euforia yang besar saat merayakan sesuatu perlu juga diikuti dengan sikap wanti-wanti bahwa mungkin bisa saja ada jarum yang akan menusuk manusia di dalam jerami yang mereka tumpuk sendiri.

Karya ini pulalah yang digunakan Hartati untuk menghormati atau semacam persembahan kepada gurunya di dunia koreografi, Gusmiati Suid (1942-2001). Semasa ia berproses di kelompok Gumarang Sati, Gusmiati rupanya menjadi tokoh yang banyak mengajarkan Hartati dan menjadikan karya ini sebagai respons seorang murid dengan dengan gurunya lewat karyanya. Itulah alasan mengapa Hartati memilih lagam judul yang sama dengan karya gurunya, Api dalam Sekam yang dibuat pada 1997. 

Pihak Esplande Singapura melalui berita resminya telah menyebutkan bahwa karya Haryati kali ini akan mendorong penonton untuk memahami kompleksitas identitas manusia. Kompleksitas ini berupa gender, kelas, etnisitas, dan perbedaan pengalaman generasional. Lewat sorotan identitas ini, koreografi yang menggugah ini bisa menunjukkan bahwa banyak perbedaan dalam identitas manusia, tetapi tetap ada yang bersinggungan.

Nantinya, penampilan ini akan menggunakan tumpukan jerami dan beberapa perkakas petani dengan pengolahan ulang. Panggung nanti akan menunjukkan kepada penonton bahwa banyak hal yang dilewati manusia saat menjalani kehidupan. Hal yang sama disampaikan oleh Keni Soeriaatmadja selaku produser karya ini, tubuh-tubuh masyarakat agraris yang konsisten bekerja keras untuk menjaga keberlanjutan penghidupannya tidak pernah terlihat dalam masyarakat diluar agraris.

Hartati menyebutkan bahwa karya dia ini tidak hanya cara untuk merespons karya Api dalam Sekam milik Gusmiati sebagai mentornya, yang menggambarkan konflik Orde Baru. Ia pun ingin menunjukkan bahwa karyanya saat ini akan menunjukkan kondisi sekarang, setelah 20 tahun Orde Baru usai.

"Kita sangat merayakan apa yang disebut demokrasi tapi kita sering luput dengan hal-hal yang tampak kecil tapi sebenarnya mendasar, yang bisa jadi bahaya di bawah kaki kita sendiri, sebagaimana Jarum dalam Jerami,” kata Hartati mengenai karyanya dalam rilis pers, 25 April 2025.

Hartati nanti akan manggung bersama M. Fitrik, Maria Bernadeta Aprianti, Siti Alisa Anjelira Fariza, Densiel Lebang, Daniel S. Pambudi, Deka A. Saputra, Aditya Warman, Dendy Wardiman, dan Salsabilla sebagi penari. Musik pertunjukan Jarum dalam Jerami nantinya akan dipegang oleh  Taufik Adam dan Jumaidil Firdaus.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |