TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono menyatakan Koperasi Desa Merah Putih bakal memiliki hak sebagai penyaluran produk bersubsidi seperti seperti elpiji 3 kilogram, minyak goreng, pupuk untuk petani di desa, benih, obat-obatan. "Produk-produknya bisa langsung disalurkan kepada Koperasi Desa Merah Putih," kata Ferry, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 31 Mei 2025.
Ferry menyatakan hak itu merupakan bagian dari model bisnis dari koperasi. Selain menjadi penyalur barang bersubsidi, Koperasi Desa Merah Putih juga bisa menawarkan produk-produk perbankan dari Himpunan Bank Milik Negara dan bank daerah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ferry menyatakan saat ini pemerintah sedang menyiapkan model bisnis, modul-modul pelatihan, hingga persiapan fasilitas kantor dan unit-unit kegiatan koperasinya. "Kami akan matangkan, supaya nanti Oktober bisa langsung operasional," ujar dia.
Pemerintah, kata Ferry, juga telah menunjuk 80 koperasi sebagai percontohan model bisnis program ini. "Ada koperasi Desa berbasis nelayan, pertanian, peternakan, pasar.”
Soal operasional koperasi, Ferry meminta untuk memanfaatkan aset pemerintah berupa gedung untuk dijadikan tempat beroperasi Koperasi Desa Merah Putih. Sebab menurut dia pembentukan koperasi tidak harus membangun gedung dari nol. "Ada banyak aset pemerintah baik daerah maupun pusat yang sudah tidak dimanfaatkan, sehingga bisa menjadi tempat untuk mengembangkan koperasi.”
Ia memastikan Koperasi Desa Merah Putih dapat beroperasi di atas gedung kementerian apapun yang sudah tidak lagi dipakai atau terbengkalai. Ia meminta agar pemerintah daerah segera melakukan inventarisasi aset yang tersedia. “Dan segera berikan laporan dan usulan kepada pemerintah pusat," ujar dia.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menargetkan pembentukan koperasi melalui musyawarah desa khusus harus selesai paling lambat 30 Juni mendatang, termasuk pengurusan legalitas koperasi melalui Kementerian Hukum dan notaris. Setelah itu, pemerintah akan melakukan peluncuran Koperasi Desa Merah Putih pada 12 Juli, bertepatan dengan Hari Koperasi.
Ia juga berharap seluruh koperasi bisa mulai beroperasi secara serentak pada 28 Oktober 2025. “Presiden minta dua bulan (sejak peluncuran), tapi kami tawar. Bapak kasih bonus lah satu bulan lagi. Kami enggak bilang enggak bisa. (Kami) siap, tapi kami minta bonus tambah satu bulan,” ujar Zulhas.
Politikus Partai Amanat Nasional itu menjelaskan bahwa Koperasi Desa Merah Putih akan menerima modal awal sekitar Rp 3 miliar sebagai pinjaman dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), bukan hibah. Koperasi harus mengembalikan dana tersebut melalui cicilan selama enam tahun. “Bayarnya enam tahun, kalau dulu kan dikasih, terus habis. Ini enggak, ini bisnis, usaha,” kata dia.