loading...
Jenazah seorang WNI korban penembakan pasukan Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA) tiba di Pekanbaru. Para WNI korban penembakan membantah telah menyerang pasukan MMEA. Foto/Banda Haruddin Tanjung
KUALA LUMPUR - Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA) mengeklaim pasukannya menembak lima pekerja migran warga negara Indonesia (WNI) karena para korban menyerang dengan parang. Para WNI tersebut menegaskan klaim seperti itu tidak benar.
Dari lima WNI yang ditembak pasukan MMEA pada Jumat lalu, satu di antaranya meninggal dunia.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur telah diberikan akses konsuler pada hari Selasa untuk mengunjungi empat warga negara Indonesia yang menerima perawatan medis di rumah sakit Serdang dan Klang di Malaysia.
Mereka terluka setelah ditembak pasukan MMEA Selangor di perairan lepas pantai Tanjung Rhu, Selangor, Jumat sekitar pukul 03.00 waktu setempat.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia pada hari Rabu mengonfirmasi bahwa dua korban, yang diidentifikasi dengan inisial "HA" dan "MZ", keduanya asal provinsi Riau, dalam kondisi stabil.
"Mereka menjelaskan kronologi kejadian dan mengatakan bahwa tidak ada perlawanan dengan senjata tajam dari penumpang WNI terhadap tim patroli MMEA," kata Kemlu dalam sebuah pernyataan.
KBRI Kuala Lumpur juga mengawasi pemulangan satu WNI, yang diidentifikasi dengan inisial “B”, yang meninggal karena luka-lukanya akibat ditembak.
Jenazahnya diterbangkan dari Kuala Lumpur ke Pekanbaru dan kemudian diangkut melalui darat ke kampung halamannya di Pulau Rupat.
KBRI terus mengumpulkan informasi untuk mengklarifikasi keadaan insiden tersebut, dengan pengacara yang ditunjuk meninjau tindakan hukum yang mungkin dilakukan.
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya