TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief mengatakan Pemerintah Arab Saudi sudah menutup proses penerbitan visa haji. Baik untuk haji reguler, haji khusus, haji furoda, maupun haji lainnya.
Hilman memaparkan, dari total kuota haji reguler sebanyak 203.320 jemaah, visa yang berhasil terbit hanya 203.279. "Saat ditutup, masih ada 41 visa yang masih dalam proses pemvisaan. Ini artinya sudah tidak memungkinkan dilanjutkan prosesnya," kata Hilman dikutip melalui laman Kementerian Agama pada Kamis, 28 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Himan menjelaskan, secara total Indonesia mendapat 221.000 kuota yang dibagi menjadi 203.320 haji reguler dan 17.680 haji khusus. Untuk haji reguler, dia berujar, Kementerian Agama telah memproses visa melebihi batas kuota lantaran beberapa kali terjadi perombakan peserta. "Ini karena ada jemaah yang sudah terbit visanya tapi batal berangkat karena berbagai alasan," ujar dia. Adapun jumlah jemaah reguler yang batal berangkat tersebut mencapai 1.450 orang.
Kemudian, Hilman menambahkan, dari 17.680 kuota yang tersedia untuk haji khusus, Arab Saudi telah menerbitkan 17.532 visa untuk jemaah Indonesia. "Kami berharap jemaah yang sudah tervisa bisa berangkat ke tanah suci dan tidak ada lagi yang membatalkan keberangkatan sampai akhir masa pemberangkatan jemaah haji reguler pada 31 Mei 2025," kata Hilman.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan pemerintah saat ini tengah mengusahakan agar visa haji furoda calon jemaah haji Indonesia dapat terbit tahun ini. Dia menyebut telah membangun komunikasi yang yang intens dengan pemerintah Arab Saudi.
"Kami sudah komunikasi terus. Siang malam kami komunikasi," ucap Nasaruddin saat ditemui di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis, 29 Mei 2025.
Menurut dia, masih banyak visa calon jemaah haji furoda yang belum terbit. Kendati demikian, Imam Besar Masjid Istiqlal itu menekankan bahwa keputusan penerbitan visa furoda bukan kewenangan Kementerian Agama, tetapi sepenuhnya menjadi otoritas pemerintah Arab Saudi. "Kami lagi menunggu Saudi. Itu kan di luar kewenangan kami, tapi kami akan bantu insyaallah," kata dia.