TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro Susilo mengatakan sampai saat ini tidak ada jemaah haji Indonesia yang terpapar virus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Virus ini merupakan infeksi virus yang menyebar di kawasan Timur Tengah.
"Alhamdulillah tidak ada jemaah haji Indonesia yang terinfeksi virus itu," kata Liliek melalui aplikasi perpesanan pada Selasa malam, 3 Juni 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga hari ini, Liliek menjelaskan, ada 129 jemaah yang meninggal dan 151 jemaah yang tengah dirawat di rumah sakit. Namun, di antara mereka tidak ada yang disebabkan virus. Mayoritas dari mereka sakit karena pneumonia yang disertai komplikasi penyakit bawaan, seperti diabetes, hipertensi, hingga penyakit jantung iskemik akut dan shock cardiogenic.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengeluarkan imbauan waspada untuk para jemaah haji Indonesia laporan kasus infeksi virus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) di Arab Saudi. Imbauan itu disampaikan menjelang kedatangan jemaah haji gelombang kedua pada 17 Mei 2025 lalu.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kementerian Kesehatan Arab Saudi melaporkan sembilan kasus positif MERS-CoV yang terdeteksi antara 1 Maret hingga 21 April 2025. Delapan kasus ditemukan di Riyadh dan satu di Hail. Dua pasien di antaranya meninggal.
Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Mohammad Imran menjelaskan MERS-CoV adalah penyakit pernapasan serius yang ditularkan melalui kontak langsung dengan hewan terinfeksi, terutama unta, serta melalui droplet dari manusia ke manusia. Gejala awal meliputi demam, batuk, dan kesulitan bernapas, yang bisa berkembang menjadi komplikasi berat.
“Kami mengimbau jemaah untuk tidak kontak langsung dengan unta, termasuk tidak berfoto bersama, tidak minum susu unta di peternakan, dan tidak mengonsumsi produk olahan unta yang kebersihannya tidak terjamin,” ujar Imran dikutip dari keterangan resmi, Jumat, 16 Mei 2025.
Dinda Shabrina berkontribusi dalam penulisan artikel ini