TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Binus University, Nelly mengatakan jurusan desain semakin diminati masyarakat. Dari pantauannya, jurusan desain yang juga menaungi ilmu soal animasi menempati posisi keempat yang terpopuler di kalangan pelamar. "Jurusan desain masuk dalam 4 jurusan terpopuler. Dan trennya semakin berkembang," kata Nelly kepada Tempo pada 29 April 2025.
Nelly mengatakan jurusan desain berada di urutan keempat terfavorit setelah jurusan bisnis, ilmu komputer, teknologi informasi. "Semakin ke sini, anak muda semakin banyak yang mau berkarya lewat ilmu desain dan program animasi," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nelly menilai dunia kreativitas semakin berkembang, sehingga penikmat ilmu ini pun semakin banyak.
Salah satu alumni yang menjadi perhatian tim Binus University saat ini adalah Ryan Adriandhy. Ryan adalah sutradara film animasi Jumbo. Nelly menyebut Ryan sebagai alumnus program studi Graphic Design and New Media Binus yang telah berhasil menampilkan karya di industri kreatif nasional.
Sebelumnya, Binus University menggelar acara nonton bareng film Jumbo civitas akademi kampus itu. Acara itu digelar untuk merayakan keberhasilan Ryan. Harapannya karya Ryan bisa menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berkarya. "Kami ingin merayakan keberhasilan alumni sekaligus menginspirasi mahasiswa dan generasi muda untuk terus berkarya dan berkolaborasi," kata Nelly.
Nelly mengatakan salah satu kegiatan yang ia lakukan untuk mendukung pengembangan talenta kreatif dan digital di Indonesia adalah menghubungkan para pemilik talenta kreatif dengan industri. Nelly ingin agar para alumninya bisa menunjukkan karya mereka. Harapannya, para alumni pun bisa mendapatkan banyak masukan dari industri sehingga mereka bisa berkembang. "Binus akan dukung para alumni yang memberi inspirasi dan berkontribusi serta memberi dampak ke masyarakat," kata Nelly.
Film Animasi Jumbo meraih 8 juta penonton pada 1 Mei 2025. Jumlah itu diraih Film Jumbo setelah sebulan lebih animasi tersebut tayang di bioskop. Angka ini menjadikan film Jumbo sebagai film Top 2 terlaris setelah Film Agak Laen.
Ryan mengaku tidak memprediksi film Jumbo bisa menggaet hati para penonton Indonesia. Sejak awal harapannya tidak terlalu tinggi pada film ini. Maklum dari risetnya, film animasi Indonesia, penontonnya pasti kurang dari 1 juta saja. Dengan kesuksesan ini, Ryan berharap agar industri animasi di Indonesia bisa terus berkembang. "Saya membuat animasi 3 dimensi, tapi sebenarnya animasi sendiri jenisnya ada banyak. Harapannya secara industri, animasi ini bisa terus berkembang," katanya.
Ia pun berharap industri animasi mendapatkan tempat yang semakin baik di hati masyarakat Indonesia. "Semoga animasi bisa mendapatkan tempat di industri perfilman tanah air, dan bisa jadi pilihan tontonan yang bisa kita banggakan karena dibuat oleh anak bangsa," katanya.
Menurutnya saat ini, sudah semakin banyak talenta animasi Indonesia. Mereka bekerja di tahap pra, produksi dan pasca produksi. Ryan bahkan yakin bahwa animator di Indonesia kualitasnya sudah seperti animator asing. "Kita sudah punya banyak potensi dan sumber daya manusianya. Sejak di Binus juga kurikulumnya sudah mendukung. Jadi menurutku, SDM kita enggak kekurangan. Bahkan skill levelnya bisa diadu dengan yang di luar," katanya yakin.