Jarang Dijumpai di Daerah Lain, Berikut 5 Kue Kering Lebaran Khas Sulawesi Selatan

2 days ago 7

Kue kering khas Sulawesi Selatan seperti Deppa Tori, Baruasa, Bannang-Bannang, Putu Cangkiri' memiliki cita rasa unik dan cocok sebagai oleh-oleh.

30 Maret 2025 | 20.11 WIB

Kue Baruasa. resepgulaku.com

Kue Baruasa. resepgulaku.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kue kering menjadi primadona utama yang akan disantap bersama keluarga ketika lebaran. Masyarakat Indonesia yang berasal dari beragam suku dan budaya memiliki kue kering khasnya masing-masing, termasuk daerah Sulawesi Selatan. Berikut kue kering yang akan ditemui di Sulawesi Selatan:

1. Deppa Tori

Dikutip dari laman desa Lembang Batualu Selatan, Deppa Tori sekilas menyerupai kue cucur yang dikenal di Pulau Jawa, namun tetap memiliki bentuk khas yang membedakannya. Terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan gula merah, kudapan ini menawarkan perpaduan rasa manis dan gurih yang cocok untuk dinikmati saat bersantai. Biasanya, masyarakat menyantapnya bersama kopi Toraja sebagai pendamping.

Dengan ukuran kecil dan bentuk jajaran genjang, makanan ini memiliki warna kecoklatan serta taburan wijen yang menambah ciri khasnya. Meskipun tampak keras, teksturnya sebenarnya lembut saat digigit. Anda bisa menemukan kuliner ini di berbagai pusat oleh-oleh di Toraja. Selain itu, daya simpannya cukup lama, sehingga tidak perlu khawatir cepat basi.

2. Baruasa

Dikutip dari skripsi mahasiswa Universitas Hasanuddin, Ikhsanul Amaliah dengan judul Studi Pembuatan Kue Tradisional Baruasa Dengan Penambahan Tepung Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris) Dan Tepung Ikan Bandeng (Chanos Chanos) Sebagai Pangan Darurat, Baruasa adalah salah satu makanan tradisional khas Sulawesi Selatan yang sering dikonsumsi sebagai camilan. Kue kering ini memiliki kadar air yang rendah serta mengandung nutrisi seperti kalori, karbohidrat, dan protein. Baruasa berbentuk bulat dengan cita rasa gurih dan tekstur yang lembut, sehingga mudah dikunyah.

slot-iklan-300x600

Bahan utama dalam pembuatan baruasa meliputi tepung beras, gula pasir atau gula aren, serta kelapa sangrai. Sementara itu kandungan kalori baruasa mencapai 217 Kkal, yang masih di bawah standar pangan darurat yang disyaratkan mengandung 233-250 Kkal.

3. Kue Bannang-Bannang

Dikutip dari jurnal yang berjudul Makna Filosofi Makanan Tradisional Bannang-Bannang Pada Upacara Adat Di Kabupaten Gowa oleh Raodah, Bannang-bannang adalah salah satu kue tradisional atau kanre jawa yang cukup populer di kalangan masyarakat Kabupaten Gowa. Kue ini terbuat dari tepung beras dan gula pasir, serta sering disajikan dalam berbagai upacara adat. Selain menjadi bagian dari tradisi, bannang-bannang juga kerap dijadikan camilan atau teman minum kopi karena rasanya yang manis dan teksturnya yang renyah. Kue ini biasa disajikan dalam berbagai acara adat, seperti pernikahan, khitanan, hingga acara resmi pemerintahan. Bannang-bannang juga mudah ditemukan di pasar tradisional maupun toko oleh-oleh di Gowa dan Makassar. Selain di Makassar, kue ini juga dikenal dalam budaya Bugis dengan sebutan beppa nennu-nennu, sedangkan di Gorontalo disebut dumalo, dan di Aceh dikenal dengan nama keukarah.

4. Kue Bagea

Bagea merupakan jenis kue kering yang dibuat melalui proses pemanggangan. Camilan ini berbahan utama sagu dan memiliki bentuk kecil serta bulat dengan warna putih keabu-abuan. Teksturnya cenderung agak keras, namun karena daya tahannya yang lama, bagea sering dijadikan oleh-oleh khas bagi wisatawan yang membawanya ke kota asal mereka.

5. Putu Cankiri'

Dinukil dari jurnal yang berjudul Putu Cangkir dari Tepung Singkong oleh Besse Qur’ani dan kawan-kawan, Putu Cangkiri’ adalah kue tradisional yang namanya berasal dari bentuknya yang menyerupai tutup cangkir terbalik.

Dalam bahasa Indonesia, namanya berarti "putu cangkir." Secara etimologis, kata putu merujuk pada makanan berbahan dasar beras ketan, sedangkan cangkiri’ berarti cangkir. Dengan demikian, putu cangkiri’ adalah kue berbahan ketan yang memiliki bentuk mirip bagian bawah cangkir jika diletakkan terbalik. Secara umum, kue ini dibuat menggunakan tepung ketan sebagai bahan utamanya.

Achmad Ghiffary Mannan

Di Bawah Lindungan Masjid

Di Bawah Lindungan Masjid

slot-iklan-728x90

slot-iklan300x250

PODCAST REKOMENDASI TEMPO

  • Podcast Terkait
  • Podcast Terbaru
Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |