TEMPO.CO, Jakarta - Nilai investasi selama periode Januari–Maret atau pada triwulan I 2025 mencapai Rp 465,2 triliun.
“Pada triwulan I ini investasi yang sudah masuk dan direalisasikan dan sudah dikeluarkan adalah Rp 465,2 triliun atau kurang lebih 24,4 persen,” kata Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani dalam konferensi pers daring melalui YouTube pada Rabu, 23 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rosan Roeslani mengatakan capaian nilai investasi itu mengisi kurang lebih 24,4 persen dari total target investasi 2025 yang dipatok sebesar Rp 1.905,6 triliun. Ia juga menyatakan ada peningkatan investasi yang masuk pada triwulan I 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Angka investasi pada triwulan I ini mengalami peningkatan sebesar 15,9 persen dari 2024 yang berhasil mengumpulkan nilai investasi sebanyak Rp 401,5 triliun.
Menurut Rosan Roeslani, kenaikan jumlah investasi itu menunjukkan adanya confidence dan keyakinan dari para investor asing maupun dalam negeri untuk berinvestasi di Indonesia. “Karena kita ketahui bersama investasi itu adalah long term commitment,” kata dia.
Rosan Roeslani mengungkapkan sumber penanam modal terbesar pada triwulan I berasal dari investor dalam negeri dengan total sekitar Rp 234 triliun atau 50,5 persen. Sementara itu, total nilai investasi dari pihak asing sebesar Rp 230, 4 triliun atau 49,5 persen.
Adapun negara investor yang memberikan kontribusi terbesar adalah Singapura. dia mengatakan, Singapura masih konsisten menjadi negara yang menanamkan modal terbesar dalam 10 tahun terakhir. Besaran investasi Singapura terhadap Indonesia pada triwulan I adalah US$ 4,6 miliar; disusul oleh Hong Kong sebesar US$ 2,2 miliar; Cina sebesar US$ 1,8 miliar; Malaysia sebesar US$ 1 miliar; dan Jepang sebesar US$ 1 miliar.
Rosan Roeslani mengatakan para investor kebanyakan menanamkan modal di wilayah luar Jawa pada triwulan I. Nilai investasi yang yang digelontorkan di luar pulau Jawa mencapai Rp 235,9 triliun. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan besaran investasi yang di Pulau Jawa dengan total sebesar Rp 229,3 triliun.
Kendati demikian, jika dibagi berdasarkan provinsi, Daerah Khusus Jakarta menjadi wilayah yang mendapatkan investasi terbesar dengan total Rp 69,8 triliun; disusul oleh Jawa Barat sebesar Rp 68,5 triliun; Jawa Timur sebesar Rp 36 triliun; Sulawesi Tengah sebesar Rp 32,7 triliun; dan Banten sebesar Rp 6,7 triliun.
Ada lima sektor industri yang paling banyak mendapatkan investasi yakni produk logam dasar, barang logam dan bukan mesin dan peralatannya sebesar 14,5 persen; transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar 14,3 persen; pertambangan sebesar 10,4 persen; jasa lainnya sebesar 8,8 persen; serta kawasan industri dan perkantoran sebesar 8,1 persen.
Berkat capaian investasi ini, kata Rosan Roeslani, terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja pada triwulan I. Rosan mencatat terdapat 594.104 penyerapan tenaga kerja atau meningkat 8,5 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Di tengah tensi geopolitik yang tengah meningkat, tetapi alhamdulillah kita masih bisa mencapai target,” tutur Rosan Roeslani.