Ini Penjelasan Keluarga Terkait Kematian Jurnalis Asal Palu Situr Wijaya

23 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Situr Wijaya, jurnalis asal Palu, tewas di hotel Dparagon, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Pihak keluarga masih menunggu hasil autopsi jenazah untuk menentukan langkah selanjutnya terkait dengan kematian tak wajar wartawan media online Insulteng.id tersebut.

"Proses autopsi sudah dilakukan di RS Polri Jakarta, keluarga menunggu hasilnya," ujar Syahrul yang ditunjuk sebagai narahubung keluarga Situr saat dihubungi Tempo, Ahad 6 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Ketua PWI Peduli Sulteng yang biasa dipanggil Heru itu, istri almarhum, Selvianti, berpesan jika hasil autopsi menunjukkan penyebab kematian adalah murni medis, maka pihak keluarga akan menerima dengan ikhlas dan lapang dada dan mengakhiri proses ini.

"Namun, jika ada indikasi pelanggaran hukum, tindakan kekerasan dan lainnya keluarga akan melakukan langkah hukum dan mengawal kasus ini," kata Heru. 

Heru memastikan, sampai saat ini keluarga almarhum belum menunjuk atau memberikan kuasa kepada siapapun terkait penanganan perkara kematian Situr. "Kami baru berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk meminta dukungan jika nantinya perlu langkah-langkah lebih lanjut," kata Heru. 

Heru menyatakan, PWI Sulteng, PWI Pusat, AJI Pusat dan AJI Palu sepakat akan mengawal kasus ini sampai tuntas. 

Dimakamkan di Sigi 

Ahad pagi sekitar pukul 6.35 WITA, jenazah almarhum Situr Wijaya tiba di rumah duka di Desa Bangga, Kabupaten Sigi. Sekitar pukul 10.00, almarhum dimakamkan di desa tersebut.  

Menurut Heru, keluarga butuh dua hari menunggu kedatangan jenazah almarhum karena harus menjalani proses pemulangan jenazah yang cukup panjang.  

Heru menuturkan, kabar duka di terima istri almarhum pada Jumat siang 4 April 2025 sekitar pukul 12.30 WITA. Saat itu, keluarga hanya menerima kabar dari jika Situr telah meninggal.  

Mendengar kabar itu, kata Heru, ia berupaya mencari informasi keberadaan jenazah almarhum di Jakarta, mengingat tidak adanya keluarga yang berada di TKP. “Kami sempat mendapat informasi jenazah beliau terkatung-katung di ambulans selama lebih dari 10 jam tanpa ada keluarga yang mengurus,” ujar Heru. 

Mereka sempat menghubungi Polres Jakarta Barat dan Polsek Kebun Jeruk untuk membantu mengevakuasi jenazah almarhum dari depan sebuah rumah sakit pada Jumat malam sekitar pukul 20.00 WIB. “Upaya ini kami lakukan semata-mata untuk menyelamatkan jenazah beliau agar tidak terjadi pembusukan karena tidak berada di tempat yang semestinya,” kata  Heru. 

Selanjutnya, mereka juga meminta salah satu kerabat almarhum yang ada di Jakarta untuk mengawal evakuasi jenazah ke Rumah Sakit Polri untuk keperluan autopsi dan penyelidikan lebih lanjut. "Fokus utama kami saat itu adalah mengupayakan pemulangan jenazah almarhum ke kampung halamannya untuk dimakamkan di kampung halaman istrinya," ucapnya. 

Setelah proses autopsi selesai, jenazah almarhum dipulangkan ke desa Bangga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. 

Situr Wijaya diduga meninggal di hotel Dparagon Kebon Jeruk pada  Jumat 4 April 2025. Belum diketahui penyebab kematian korban. Saat ditemukan, kondisi korban mengalami luka lebam pada bagian wajah dan luka sayatan di leher bagian belakang.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |