IDF Sengaja Tembak 9 Warga Sipil Gaza dengan Dalih Lewati Garis Kuning

2 hours ago 2

Pengungsi Gaza Palestina berjalan melewati bangunan yang hancur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah gema gencatan senjata yang seharusnya membawa kedamaian, pasukan Israel justru kembali mencoreng harapan damai dengan aksi brutal.

Pada Jumat lalu, sembilan anggota keluarga Abu Shabaan tewas mengenaskan setelah tentara Zionis dengan sengaja menembaki bus yang membawa pengungsi di timur permukiman Zeitoun.

Ini merupakan distrik tertua dan terbesar di Kota Gaza, terletak di bagian tenggara kota. Sebelum mengalami kehancuran parah akibat operasi militer Israel yang berkepanjangan, Zeitoun dikenal sebagai permukiman yang ramai dengan pasar yang sibuk, kebun zaitun yang subur, dan komunitas yang erat.

Generasi keluarga Palestina telah tinggal di sana selama puluhan tahun, membangun kehidupan dan kenangan yang kini hancur lebur. Zeitoun juga memiliki nilai sejarah karena menjadi bagian dari Kota Tua Gaza, yang pernah menjadi pusat perdagangan penting di wilayah tersebut.

Para korban yang hanya ingin memeriksa kondisi rumah mereka ini menjadi bukti nyata bagaimana Israel terus menginjak-injak hak hidup warga sipil Palestina.

Keterangan militer Israel yang mengklaim tembakan dilakukan karena kendaraan "mendekati garis kuning" sama sekali tidak bisa diterima.

Bagaimana mungkin sebuah bus yang jelas-jelas membawa warga sipil dianggap sebagai ancaman?

Alih-alih menghormati gencatan senjata, Israel justru menggunakan "garis kuning" sebagai pembenaran untuk terus melanjutkan pembantaian terhadap rakyat tak bersenjata.

Istilah "garis kuning" dalam perjanjian gencatan senjata baru-baru ini di Gaza merujuk pada batas wilayah di dalam Jalur Gaza tempat pasukan Israel diperintahkan untuk mundur. Perjanjian ini, yang ditengahi oleh AS dan disepakati pada Oktober 2025, bertujuan untuk menghentikan pertempuran dan memfasilitasi pembebasan sandera.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |