GLF Perkuat Aksi Keberlanjutan dengan Kepemimpinan Baru

6 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Global Landscapes Forum (GLF) sebuah platform berbasis pengetahuan terbesar di dunia tentang tata guna lahan terpadu menunjuk seorang putra Indonesia menjadi direktur terbarunya, yaitu Kamal Prawiranegara. Berbasis di Sekretariat GLF di Bonn, Jerman, Kamal diharapkan bisa memastikan keberlanjutan penciptaan bentang alam yang produktif, menguntungkan, adil, dan tangguh.

Kamal (44 tahun) memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam kolaborasi multilateral. Ia sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur GLF. Sebagai direktur pertama GLF yang berasal dari Indonesia, ia akan melanjutkan penguatan komunitas global Forum yang kini telah menjangkau lebih dari empat miliar orang di 175 negara, untuk menciptakan dampak nyata dalam menghadapi krisis lingkungan dan sosial yang saling terkait satu sama lain.

“Ini adalah momen keberlanjutan sekaligus pertumbuhan bagi Global Landscapes Forum. Kami menegaskan kembali misi untuk mendukung komunitas, bukan dari atas ke bawah, melainkan dari akar rumput, saat mereka menghadapi tantangan global baru," kata Kamal, dikutip dari siaran pers, Sabtu (13/9/2025). Katanya lagi, dengan basis pengetahuan dari CIFOR-ICRAF serta dukungan dan energi dari 35 Charter Members, GLF akan terus memperluas solusi lokal dan menghubungkan aksi lintas wilayah dan realitas.

Yaitu dari pemimpin adat di Kalimantan hingga ilmuwan muda di Argentina dan para pelaku restorasi di Kamerun. "Kami melihat solusi iklim dan pembangunan paling efektif lahir dari tempat-tempat di mana masyarakat telah lama menjadi penjaga bentang alam mereka. Ketika para pahlawan lokal terhubung dengan pembuat kebijakan, pendana, ilmuwan, dan penggerak perubahan, kita bisa mentransformasi bentang alam dan membentuk masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan bagi semua. Dan dunia sangat membutuhkannya saat ini,” ujar Kamal.

Mantan direktur sekaligus salah satu pendiri GLF, John Colmey, kini menjabat sebagai Penasihat Strategis Senior. Ia juga tetap melanjutkan perannya sebagai Direktur Senior di Center for International Forestry Research and World Agroforestry (CIFOR-ICRAF).

“Krisis yang saling berkaitan saat ini, konflik, iklim yang tidak stabil, runtuhnya keanekaragaman hayati, dan kesenjangan yang makin melebar, menuntut kita untuk merespons lebih. Kamal punya pengalaman dan keahlian untuk membawa misi GLF ke depan,” tutur John.

GLF akan terus menekankan pentingnya kolaborasi Selatan–Selatan dan Utara-Selatan. Serta memperluas jaringan global para penjaga bentang alam dengan meningkatkan dukungan untuk proyek-proyek yang dipimpin oleh kaum muda, perempuan, dan komunitas dalam isu iklim, kesetaraan gender, serta ketahanan dan kedaulatan pangan di kawasan Global South.

CEO CIFOR-ICRAF dan Direktur Jenderal ICRAF, Éliane Ubalijoro, mengaku senang dengan penunjukan Kamal. Global Landscapes Forum, yang turut didirikan CIFOR-ICRAF, adalah inisiatif unggulan yang diharapkan bisa terus berkembang. "Kepemimpinannya akan sangat penting dalam memajukan misi GLF sekaligus visi CIFOR-ICRAF untuk bentang alam berkelanjutan di seluruh dunia,” sambungnya.

Dalam delegasi CIFOR-ICRAF, Kamal dan John akan hadir di Belém, Brasil, untuk COP30. Mereka akan memimpin GLF Climate 2025 dan Simposium GLF Investment Case ke-8. Dua acara hybrid ini akan mempertemukan para ahli, praktisi, dan pemimpin komunitas untuk menyerukan aksi nyata dan bermakna bagi keadilan iklim dan pendanaan di luar ruang negosiasi.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |