Gejala Donald Trump Melunak, Tarif Impor Barang Murah Cina Dipangkas

3 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dan Cina mengumumkan pada Senin, 12 Mei 2025, bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk sementara memangkas tarif impor timbal balik. Langkah ini menjadi sinyal pelunakan tensi dalam perang dagang yang selama ini mengguncang ekonomi global dan membuat pasar keuangan tidak tenang.

Setelah pertemuan dengan pejabat Tiongkok di Jenewa, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengatakan bahwa kedua negara sepakat untuk melakukan jeda selama 90 hari. Selama periode ini, tarif akan diturunkan secara signifikan, dari sebelumnya di atas 100 persen menjadi hanya 10 persen.

Dollar AS menguat terhadap berbagai mata uang utama, dan pasar saham turut naik seiring meredanya kekhawatiran investor. Keputusan ini juga dipandang sebagai upaya AS untuk menekan defisit perdagangannya yang terus melebar, terutama setelah lonjakan tarif yang diberlakukan Presiden Donald Trump bulan lalu.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent bersama Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer menyampaikan hasil pembicaraan akhir pekan dengan Cina. Keduanya menekankan bahwa ada kemajuan nyata dalam upaya memperkecil perbedaan antara kedua negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Konsensus kedua delegasi akhir pekan ini adalah bahwa tak satu pun dari kami menginginkan pemisahan," kata Bessent. Ia menegaskan bahwa tarif tinggi yang diberlakukan selama ini “setara dengan embargo,” dan kedua pihak sepakat bahwa tujuan bersama mereka adalah memulihkan perdagangan.

Pertemuan di Jenewa itu menjadi dialog langsung pertama antara pejabat ekonomi senior AS dan Tiongkok sejak Presiden Donald Trump kembali menjabat dan kembali meluncurkan kebijakan tarif global. Sejak Januari, Trump menaikkan bea masuk terhadap produk asal Tiongkok hingga 145 persen. Ini merupakan kelanjutan dari tarif-tarif yang telah diberlakukan saat masa jabatan pertamanya, serta tambahan dari tarif era Presiden Biden.

Perseteruan tarif impor ini membuat perdagangan bilateral senilai hampir US$600 miliar terganggu. Rantai pasokan global terguncang, kekhawatiran terhadap stagnasi ekonomi meningkat, dan sejumlah perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja.

Namun kini, sinyal meredanya ketegangan dagang langsung disambut positif oleh pasar. Saham-saham berjangka di Wall Street menguat, seiring dengan harapan bahwa resesi global dapat dihindari.

Dilansir dari ABC News, inflasi tahunan untuk bulan April tercatat sebesar 2,3%, sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya. Angka ini sesuai dengan perkiraan para ekonom dan membantu meredam kekhawatiran lonjakan harga pasca kebijakan tarif “Hari Pembebasan” yang diumumkan Trump bulan lalu.

Harga telur turun 10% pada April dibanding bulan sebelumnya, memberikan sedikit kelegaan bagi konsumen. Meski begitu, harga telur masih tetap lebih tinggi dibanding tahun lalu.

Sebaliknya, harga bensin menunjukkan tren menurun lebih stabil. Dalam setahun terakhir, harga bensin turun sekitar 12%, dengan rata-rata nasional saat ini berada di angka $3,15 per galon, menurut data dari AAA.

Kebijakan tarif baru yang diumumkan Presiden Trump pada 2 April sempat memicu kekhawatiran akan lonjakan inflasi. Para ekonom dan konsumen khawatir beban tarif akan dialihkan ke harga barang impor.

Namun, data pemerintah yang dirilis Selasa menunjukkan bahwa lonjakan harga yang dikhawatirkan belum terjadi—setidaknya untuk sementara waktu.

Meski begitu, pencabutan beberapa pungutan sejak "Hari Pembebasan" dapat melembutkan dampak terhadap inflasi.

Penghapusan tarif impor terhadap barang-barang asal Cina diperkirakan akan memangkas beban biaya rumah tangga AS, dari rata-rata US$4.900 menjadi US$2.800 per tahun, menurut Yale Budget Lab.

Meski begitu, sejumlah tarif lain tetap diberlakukan sejak era Trump. AS masih mengenakan tarif 10% untuk sebagian besar impor, ditambah bea tambahan untuk suku cadang mobil, baja, dan aluminium. Beberapa barang dari Meksiko dan Kanada juga masih dikenai bea masuk.

Sita Planasari dan Dicky Kurniawan berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Apindo: Trump Akan Hati-hati Tetapkan Tarif Impor Indonesia Harus Waspadai Dumping

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |