TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Rembang telah meminta keterangan terlapor dugaan pelecehan seksual di asrama Madrasah Tsanawiyah (Mts) Raudlotut Thalabah di Kabupaten Rembang. Selain terlapor, petugas juga meminta keterangan kepada dua terduga korban dan satu saksi dari pihak pelapor pada Kamis, 8 Mei 2025.
Kepala Bagian Operasi Reserse Kriminal Polres Rembang Inspektur Satu Widodo Eko Prasetyo mengatakan polisi akan kembali mengundang saksi lain untuk dimintai keterangan. “Agenda ke depan kami akan mengundang saksi lagi, melaksanakan gelar lanjutan,” kata Widodo saat dihubungi Tempo, Ahad, 11 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, penyidik telah memeriksa tempat kejadian perkara di asrama madrasah itu di Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang usai orang tua korban membuat laporan polisi.Terlapor merupakan seorang laki-laki yang merupakan pembina di asrama Mts Raudlotut Thalabah.
Kuasa hukum korban dari Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBH NU) Didik Edi Kuswanto mengatakan seorang korban mengaku mengalami pelecehan seksual pada Sabtu, 2 Mei 2025.
Didik mengatakan terduga pelaku melakukan pelecehan seksual ketika membangunkan korban untuk salat Subuh. Madrasah itu memiliki asrama dan berkonsep seperti pondok pesantren. Kedua korban merupakan siswa perempuan berusia 14 tahun. “Korban mengaku disentuh pada bagian dadanya,” kata Didik saat dihubungi Tempo, Selasa, 6 Mei 2025.
Satu korban lain, kata dia, mengaku mengalami pelecehan serupa pada waktu yang berbeda. Menurut Didik, kedua korban yang melapor akhirnya memutuskan untuk keluar dari asrama pada Sabtu.
Didik belum mengetahui alasan terduga pelaku memasuki kamar siswa perempuan untuk membangunkan di pagi hari. Menurutnya, aktivitas itu seharusnya dilakukan oleh pembina asrama dengan gender perempuan. “Ada beberapa siswi lain yang mengaku sempat mendapatkan perlakuan serupa. Namun belum mau membuat laporan secara resmi,” ujarnya.
