KAMPANYE pemilihan presiden Korea Selatan dimulai pada Senin, 12 Mei 2025. Adapun pemungutan suara dijadwalkan pada 3 Juni. Pemilu ini diselenggarakan untuk memilih pengganti Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan setelah mengeluarkan perintah darurat militer yang memicu krisis politik di Korea Selatan.
Dikutip dari CNA, para kandidat memulai kampanye dengan janji mendorong pertumbuhan ekonomi sambil menghadapi tantangan diplomatik seperti negosiasi dagang dengan Amerika Serikat. Pemilu ini diprediksi menjadi ajang pertarungan utama antara dua tokoh: Lee Jae Myung dari Partai Demokrat yang berhaluan liberal, dan Kim Moon Soo kandidat dari kubu konservatif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam jajak pendapat Gallup Korea yang dirilis awal Mei oleh surat kabar JoongAng Ilbo, Lee Jae Myung unggul dengan 47 persen dukungan. Kim berada di posisi kedua dengan 33 persen, Lee Jun Seok meraih 9 persen. Adapun Lee Jun Seok kandidat presiden dari Partai Reformasi Baru yang juga mantan Partai Kekuatan Rakyat telah mengambil jarak dari Kim. Lee Jun Seok sebelumnya berperan penting dalam kemenangan Yoon Suk Yeol pada pemilu presiden tahun 2022.
Lee Jae Myung
Di pusat Seoul, Lee Jae Myung menggelar kampanye yang dipenuhi ribuan pendukung berpakaian biru warna khas partainya. Lee yang sebelumnya kalah dari Yoon Suk Yeol dalam pemilihan presiden kini kembali mencalonkan diri. Ia menarik simpati besar setelah selamat dari serangan penikaman secara terbuka menentang kebijakan darurat militer. Ia juga tetap bertahan meski sempat menghadapi tuntutan pidana yang nyaris menggugurkan pencalonannya.
Lee Jae Myung mengenakan rompi antipeluru karena kekhawatiran atas keselamatannya, menyampaikan tekadnya untuk menjadi pemimpin yang mampu menyatukan bangsa. Ia juga berjanji akan mengatasi krisis perdagangan yang dipicu oleh kebijakan tarif dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dalam kampanyenya, Lee mengusung strategi pertumbuhan ekonomi yang berfokus pada pengembangan kecerdasan buatan dan industri budaya populer Korea.
Dikutip dari Antara, Senin, 12 Mei 2025, Lee Jae Myung masih menghadapi ketidakpastian hukum setelah Mahkamah Agung pada 1 Mei membatalkan putusan bebas yang sebelumnya diberikan oleh pengadilan tingkat bawah. Kasus ini terkait pernyataan yang diduga palsu saat ia berkampanye untuk pemilihan presiden 2022. Mahkamah Agung mengembalikan perkara tersebut ke Pengadilan Tinggi Seoul untuk disidangkan ulang.
Namun, pengadilan memutuskan menunda sidang perdana hingga setelah pemilihan presiden pada 3 Juni, guna memastikan Lee tetap bisa mengikuti kontestasi. Jika dinyatakan bersalah, Lee bisa kehilangan kursinya di parlemen dan dilarang mencalonkan diri dalam pemilu selama sepuluh tahun.
Kim Moon Soo
Kim Moon Soo ditetapkan sebagai calon presiden dari Partai Kekuatan Rakyat setelah sempat terjadi perselisihan internal selama sepekan. Perseteruan tersebut melibatkan perdebatan soal siapa yang akan diusung sebagai kandidat konservatif: Kim atau mantan Perdana Menteri Han Duck Soo yang lebih dulu mendeklarasikan pencalonan sebagai kandidat independen awal Mei.
Pimpinan partai sempat mengajukan mosi untuk menggantikan Kim dengan Han demi memperluas dukungan dari kalangan konservatif. Namun, mosi itu ditolak oleh anggota partai, sehingga Kim tetap menjadi kandidat Partai Kekuatan Rakyat. Han kemudian menarik pencalonannya pada Minggu.
Kim yang pernah menjabat sebagai menteri ketenagakerjaan dan perburuhan dalam kabinet Yoon Suk Yeol secara terbuka menentang pemakzulan Yoon. Ia kini berkampanye dengan janji menciptakan lebih banyak lapangan kerja, memulihkan kepercayaan publik terhadap pemerintah.