CANTIKA.COM, Jakarta - Pasangan figur publik Atalia Praratya dan Ridwan Kamil dikabarkan akan berpisah. Belum lama ini beredar kabar jika Atalia telah melayangkan gugatan cerai dengan sidang pertama pada 17 Desember 2025. Seperti diketahui jika pernikahan pasangan yang pernah jadi couple goals ini telah berlangsung puluhan tahun
Pernikahan dengan usia tidak sebentar menjadi saksi betapa dinamisnya perkembangan anak, yang berbeda dalam setiap fasenya. Ada tantangan dan kebahagiaan ketika membersamai anak berproses menuju dewasa.
Menurut Psikolog Anisa Cahya Ningrum, kebersamaan dalam mengasuh balita yang lucu dan melelahkan, biasanya menjadi kenangan mengesankan yang tak terlupakan. Juga ketegangan ketika menghadapi gejolak fase remaja, menjadi pengalaman berharga bagi para orang tua.
"Jadi ketika harus menjalani perpisahan di usia pernikahan yang matang, akan terasa dampak psikologis yang berat. Ada kenangan yang bertumpuk yang sebetulnya tak ingin diabaikan, apalagi dihapuskan," ucap Anisa kepada Tempo, Kamis, 18 Desember 2025.
Dampak psikologis yang bisa muncul adalah:
- Perasaan kecewa, terhadap diri sendiri, pasangan, dan situasi yang menyertainya. Bisa jadi, sebetulnya hati kecil mereka tidak mengharapkan perpisahan ini, namun keadaan menuntutnya demikian. Sudah berjalan begitu panjang, namun harus terhenti dan merelakan banyak kenangan.
- Kadang juga muncul rasa penyesalan. Meski sudah diyakini keputusan ini adalah yang terbaik bagi mereka, namun ada bagian-bagian dari perilaku yang mungkin mereka sesali. “Seandainya saja saya tidak melakukan ini..., mungkin tidak akan terjadi perpisahan ini.”
- Jika tidak mendapat dukungan sosial yang cukup, dampak psikologis yang bisa muncul adalah rasa kesepian. Apalagi jika anak-anak sudah dewasa dan mandiri, maka rasa ini semakin kuat.
- Dampak psikologis cerai lainnya, terkait dengan interaksi sosial. Beberapa orang mendapati stigma negatif yang bisa meresahkan. Sebagian dari mereka ada yang terpaksa menarik diri dari lingkungan, karena tidak ingin mendengar ucapan-ucapan negatif dari orang lain.
- Sebagian orang, ada juga yang kondisinya terpuruk, sehingga mengalami masalah dan bahkan gangguan kejiwaan. Kondisi yang mungkin terjadi adalah gangguan depresi dan stres pascatrauma.
Menurut Anisa, dukungan sosial menjadi hal yang utama, bagi perempuan yang mengalami perceraian. Perlu dipastikan, bahwa mereka tidak sendirian menjalani keadaan sulit ini. Anak-anak adalah tumpuan harapan bagi sang ibu. Setidaknya, memberikan penghiburan agar ibu tidak merasa kesepian dan sendirian.
"Juga termasuk teman dekat, saudara, atau siapa pun bisa menjadi pendukung ibu dalam menjalani hidupnya. Penting juga komunitas yang terkait dengan pekerjaan atau hobi, bisa lebih dioptimalkan untuk mengisi hari-hari, agar tidak merasa kosong, serta tetap merasa berarti dan bermanfaat," ucapnya.
Pilihan Editor: Sebelum Gugat Cerai, Ini Cerita Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.















































