Cara Unik Pattimura Dapatkan Persenjataan saat Melawan Pasukan Belanda

1 week ago 9

Rabu, 29 Januari 2025 - 08:05 WIB

loading...

Cara Unik Pattimura...

Pattimura dan pasukannya memberikan perlawanan sengit kepada Belanda di wilayah Maluku. Foto/SindoNews

JAKARTA - Pattimura dan pasukannya memberikan perlawanan sengit kepada Belanda di wilayah Maluku. Perlawanan mereka memang cukup kuat, meski dengan kelengkapan senjata kira-kira hanya 20% dari pasukannya.

Perlawanan di Saparua, Maluku, dan Ambon, dengan bantuan pasukan - pasukan Alifuru, dari Seram itu berlangsung terus sejak Agustus sampai November. Pasukan Pattimura hanya dilengkapi persenjataan tua yang biasanya dipakai berburu.

Sementara sebagian besar hanya menggunakan parang (pedang), torana (tombak), dan salawaku (perisai), siasat-siasat penyergapan terhadap benteng atau patroli musuh, sering cukup efektif. Sergapan-sergapan ini dilakukan dalam kelompok- kelompok kecil pada saat-saat yang tepat.

Baca Juga

Kisah Pasukan Kapitan Pattimura dengan Benteng Laut Paksa Belanda Berunding Akhiri Perang di Maluku

Selain itu, pasukan-pasukan Alifuru berkeliaran di kebun-kebun cengkih dan berhasil memaksa penduduk yang memihak kepada musuh untuk tidak memetik cengkih, dikisahkan dari buku "Sejarah Nasional Indonesia IV : Kemunculan Penjajahan di Indonesia".

Siasat Pattimura untuk mendapatkan mesiu adalah dengan melakukan cara unik di mana Pattimura mengirim para pedagang dari Seram Timur, yang secara tradisional berabad-abad sudah berdagang dengan kepulauan di Nusantara bagian barat sampai ke Semenanjung Malaysia.

Baca Juga

Momen Serangan Pattimura yang Membuat Belanda Kehabisan Kapal Perang hingga Terpaksa Menyewa

Melalui mereka inilah Kapitan Pattimura mencari mesiu yang ditukarkan dengan cengkih yang tertimbun dalam Benteng Duurstede. Selain itu, hubungan surat-menyurat juga dilakukan Pattimura dengan pelbagai penguasa di Bali, Kalimantan, Ternate, dan lain-lain melalui saluran perdagangan tradisional itu.

Situasi ini mendorong pihak Belanda untuk mengambil tindakan yang lebih tegas lagi. Pada November 1817 tiba di Ambon satu armada yang lebih kuat dengan pasukan-pasukan yang masih ditambah dengan sekitar 1.500 pasukan Alifuru yang disumbangkan Kerajaan-kerajaan Ternate dan Tidore atas permintaan Gubernur Van Middelkoop.

(cip)

Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

Follow

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

Baca Berita Terkait Lainnya

Tertimpa Musibah di...

19 menit yang lalu

Motif Suami Sekap Istri...

59 menit yang lalu

Prabu Siliwangi 2 Kali...

1 jam yang lalu

Gempa M6,1 Guncang Parigi...

9 jam yang lalu

Rumah Dibobol Maling,...

9 jam yang lalu

Hasil Autopsi Kepala...

10 jam yang lalu

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |