TEMPO.CO, Jakarta - Anjing merupakan salah satu hewan yang banyak dipelihara oleh manusia. Hewan ini juga dikenal sebagai sahabat manusia yang setia dan peka terhadap sekitar, terutama manusia. Lalu, bagaimana sebenarnya anjing bisa mengenali manusia?
Dikutip dari Psychology Today, anjing bisa mengenali manusia karena otaknya sudah terprogram untuk mengenali wajah manusia. Untuk membuktikan hal ini bukan hal yang mudah, tetapi beberapa penelitian mengarah pada kesimpulan yang sama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua penelitian awal menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut. Penelitian pertama mengamati manusia dan menemukan bahwa ada satu wilayah otak manusia yang tampaknya dirancang khusus untuk mengenali wajah manusia. Wilayah itu terletak di lobus temporal otak yang merupakan area yang terletak di sisi otak di bagian tengah bawah korteks yang berada di belakang, dan sedikit di atas telinga.
Penelitian kedua melibatkan pengukuran aktivitas sel saraf tunggal di daerah temporal otak. Pada monyet ditemukan bahwa ada beberapa sel yang secara khusus disetel untuk merespons saat hewan tersebut melihat wajah monyet. Ketika penelitian diperluas untuk melihat area yang sama di otak domba, mereka menemukan sel yang merespons secara khusus terhadap wajah berbentuk domba yang umum.
Bahkan ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa sel-sel serupa dapat ditemukan di daerah otak gagak yang sesuai, dan sel-sel ini disetel untuk merespons saat gagak melihat wajah berbentuk burung. Maka para peneliti mulai menyimpulkan bahwa sejumlah spesies hewan memiliki suatu daerah di otak yang secara khusus dirancang untuk mengenali wajah-wajah sesama spesies.
Kemudian para ilmuwan mulai bertanya, "Jika uji perilaku menunjukkan bahwa anjing sangat pandai mengenali wajah dan ekspresi manusia, apakah mungkin mereka memiliki sel-sel tambahan yang disesuaikan dengan wajah di otak mereka. Bukan hanya sel-sel yang disesuaikan dengan wajah anjing tetapi sel-sel yang disesuaikan untuk merespons wajah manusia juga?".
Otak Anjing Merespons Wajah Manusia
Dibuatlah penelitian yang dipimpin oleh Laura Cuaya dari Institut Neurobiologi di Universitas Nasional Otonom Meksiko. Hasilnya relatif tidak ambigu. Ketika diperlihatkan wajah manusia, area otak yang merespons paling kuat pada anjing adalah korteks temporal ventral (bagian depan korteks temporal), dan area ini relatif tidak responsif terhadap gambar objek yang bukan wajah.
Ini sesuai dengan pengujian wilayah otak yang sama yang terlibat dalam pengenalan wajah spesies yang sama pada hewan lain. Jadi anjing merespons wajah manusia di wilayah otak yang sama tempat mereka merespons wajah anjing.
Selain mengenali wajah, anjing juga bisa memahami emosi manusia. Mereka memahami melalui dua alat sensor yang berbeda. Hal ini mirip dengan manusia saat membedakan emosi, kata peneliti Kun Guo dari University of Lincoln, Inggris, dalam laporannya di jurnal Biology Letters.