Baitul Maqdis Institute Keluarkan Sikap atas Hasil KTT Doha

2 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Utama Baitul Maqdis Institute Fahmi Salim Lc. M.A menilai,

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Negara-negara Arab dan Islam di Doha, Qatar yang diharapkan menjadi momentum konsolidasi kekuatan dunia Islam dalam menghadapi agresi brutal Israel terhadap Palestina dan kawasan Timur Tengah, secara objektif belum memberikan harapan nyata bagi rakyat Gaza dan kawasan Timur Tengah secara umum. Di tengah intensitas serangan militer Israel yang semakin brutal dan terbuka, terutama terhadap warga sipil di Gaza, dunia menunggu langkah-langkah tegas dan terukur dari negara-negara Islam bukan sekadar pernyataan normatif dan diplomasi kutukan.

Baitul Maqdis Institute, sebagai lembaga yang berkomitmen memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan Palestina, menilai bahwa hasil KTT ini belum mampu menjawab urgensi situasi di lapangan. Maka dari itu, Baitul Maqdis Institute mengeluarkan pernyataan sikap sebagai respons terhadap perkembangan terakhir KTT Doha dan dinamika agresi Israel yang terus berlangsung.

1. Baitul Maqdis Institute menyatakan rasa kekecewaan atas hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Doha yang hingga saat ini belum menghasilkan langkah konkret untuk menghentikan genosida yang terus berlangsung di Gaza serta agresi militer Israel di kawasan Timur Tengah.

2. Kecaman dan kutukan yang disuarakan oleh para pemimpin negara peserta KTT umumnya masih bersifat normatif dan tidak disertai dengan sanksi maupun tindakan nyata. Hal ini memperkuat keyakinan bahwa Israel telah berhasil mengukur kelemahan sikap politik kolektif negara-negara Islam, yang ironisnya terjadi bersamaan dengan berlangsungnya KTT.

3. Lebih jauh, di tengah berlangsungnya forum KTT Doha, Israel secara terbuka kembali menegaskan komitmennya untuk terus memburu dan menyerang posisi Hamas "di manapun mereka berada" — sebuah pernyataan yang menunjukkan arogansi kekuasaan militer tanpa takut akan tekanan internasional, bahkan dari negara-negara kawasan.

4. Kami mendukung penuh usulan pembentukan aliansi militer negara-negara Islam yang sebelumnya pernah diusulkan oleh Pemerintah Turki dan kini kembali ditegaskan oleh Irak. Aliansi semacam ini diperlukan sebagai bentuk pertahanan kolektif menghadapi agresi Israel yang terus meluas dan mengancam stabilitas kawasan.

5. Baitul Maqdis Institute juga mendorong negara-negara anggota Gulf Cooperation Council (GCC) untuk segera membentuk pakta pertahanan bersama yang didukung oleh negara-negara Islam lainnya, sebagai langkah preventif maupun responsif terhadap kemungkinan serangan Israel terhadap salah satu atau beberapa negara anggota.

6. Boikot ekonomi total terhadap Israel. Sebagai bentuk nyata penolakan terhadap arogansi penjajah, kami mengusulkan agar negara-negara Arab dan Islam melakukan penghentian total hubungan dagang dengan Israel. Ini bukan hanya langkah simbolik, melainkan strategi nyata yang dapat menekan kekuatan ekonomi Israel yang menopang agresi militernya.

7. Baitul Maqdis Institute akan terus menyuarakan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina dan menyerukan kepada seluruh elemen umat Islam untuk mendesak para pemimpin negara Islam agar tidak berhenti pada retorika, tetapi segera mengambil tindakan nyata, tegas, dan terukur dalam menghadapi agresi Israel.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |