Para pengunjung dan peziarah datang ke Vatikan untuk memberi penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus.
21 April 2025 | 22.58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Vatikan mengumumkan bahwa Paus Fransiskus meninggal di kediamannya, Casa Santa Marta, pada Senin, 21 April 2025, di usia 88 tahun. Ia menjabat posisi tersebut sejak terpilih pada tahun 2013.
Kematian pemimpin tertinggi gereja Katolik sekaligus kepala negara Vatikan itu akan mempengaruhi kunjungan orang-orang yang ingin mengantarkannya ke peristirahatan terakhir. Paus Fransiskus meminta upacara pemakamannya tidak terlalu rumit dibandingkan dengan pendahulunya. Ia dilaporkan meminta peti mati kayu sederhana dan meminta agar pemakamannya dapat diakses oleh umum, tanpa panggung yang ditinggikan. Ia juga minta tutup peti matinya dibuka untuk disemayamkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia akan dimakamkan di luar Vatikan, di Basilika St. Mary Major, Roma, Italia. Ini merupakan pertama kalinya dalam lebih dari satu abad seorang Paus dimakamkan di tempat lain.
Apakah Roma dan dan Vatikan Tutup untuk Wisatawan?
Bagi orang yang berencana mengunjungi Roma atau Vatikan dalam beberapa hari dan minggu mendatang, perlu diketahui bahwa akan ada sembilan hari berkabung resmi. Museum Vatikan dan Kapel Sistina akan tutup. Sebagian restoran dan toko juga akan tutup selama masa itu sebagai tanda penghormatan. Namun, kota-kota tersebut tidak tutup sepenuhnya selama waktu ini. The Economic Times menyebutkan bahwa banyak hotel, restoran, dan tempat di kota tersebut akan tetap buka, demikian pula layanan transportasi seperti metro dan taksi.
Kementerian Luar Negeri Inggris telah mengeluarkan peringatan kepada wisatawan yang ingin mengunjungi Roma dan Vatikan di masa ini. Diperkirakan kedua kota itu akan dipadati pengunjung selama beberapa hari mendatang. "Harap ikuti saran dari pihak berwenang setempat," demikian bunyi peringatan yang dikutip Ekspress.co.uk.
Kapel Sistina Ditutup selama Konklaf
Beberapa area resmi kemungkinan akan ditutup selama Konklaf, pertemuan resmi sekitar 120 kardinal dunia di Kapel Sistina untuk memilih penggantinya. Menurut Guardian, para kardinal biasanya berkumpul 15 hingga 20 hari setelah kematian Paus untuk berunding. Selama musyawarah tersebut, pintu-pintu kapel akan dikunci, dan para kardinal kemudian akan bersumpah untuk merahasiakannya dan tidak dapat melakukan kontak dengan dunia luar selama proses pemilihan.
Setelah pemungutan suara selesai, surat suara dibakar. Asap hitam atau putih keluar dari cerobong asap. Asap hitam menandakan hasil yang belum bisa disimpulkan, sementara asap putih menandakan bahwa seorang paus baru telah dipilih. Proses terlama yang berlangsung adalah lima hari pada 1922. Selama itu, kapel tidak dapat diakses oleh pengunjung.
Namun, sebagian besar Vatikan akan tetap buka selama beberapa minggu ke depan karena para pelancong dan peziarah datang untuk memberi penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus. Wisatawan harus siap menunggu lebih lama, pemeriksaan keamanan yang jauh lebih panjang, dan kerumunan yang lebih ramai. Selain itu, beberapa bagian Vatikan mungkin tidak dapat diakses untuk persiapan acara.