Pitan 2025-10-28 10:14:20
Plt Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Y Kristianto Widiwardono bicara pentingnya SNI untuk cegah potensi kebakaran akibat korsleting listrik. Sumber:dokumentasi humas bsn
Pada November 1959, koran Merdeka menulis peristiwa kebakaran di Jakarta yang menelan satu korban meninggal, penyebabnya korsleting listrik. Hingga kini, korsleting listrik masih disebut sebagai pemuci berbagai kasus kebakaran.
Badan Standardisasi Nasional (BSN) mengutip data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Bareskrim Polri, sepanjang tahun 2025, 66,7 persen kasus kebakaran sejak Januari 2025 disebabkan oleh korsleting listrik. “Fenomena ini diperparah oleh laporan Polda Metro Jaya yang mencatat setidaknya 118 kasus kebakaran hingga September 2025 sebagian besar terjadi di kawasan permukiman padat, akibat instalasi listrik yang tidak memenuhi standar keamanan,” tulis siaran pers BSN, Senin sore (27/10/2025).
BSN mengingatkan, betapa pentingnya penerapan standar kelistrikan di lapangan. Standar Nasional Indonesia (SNI) di bidang kelistrikan hadir tidak hanya sebagai pedoman teknis, tetapi juga sebagai instrumen perlindungan masyarakat dari risiko kebakaran dan bahaya listrik.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
“Konsep keselamatan listrik menantang kita untuk memikirkan cara memasang dan mengelola listrik, baik di lingkungan komersial, industri, maupun rumah tangga, secara aman dan berkelanjutan. Standar menjadi peta jalan yang memastikan keselamatan instalasi listrik tanpa mengorbankan generasi mendatang,” ungkap Plt Kepala BSN Y Kristianto Widiwardono di Seminar Standar Internasional IEC/TC 64 bertema “Impact of International IEC Standard to Electrical Installation Safety in Indonesia” di Jakarta, Senin (27/10/2025).
Seminar diadakan oleh BSN bersama International Electrotechnical Commission (IEC) dan Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI). IEC merupakan lembaga internasional yang mengembangkan dan menetapkan standar global di bidang kelistrikan dan elektronika, yang menjadi acuan penting dalam penyusunan SNI di sector kelistrikan.
Seminar ini menjadi forum penting untuk memperkuat pemahaman para pemangku kepentingan terhadap penerapan SNI sebagai acuan keselamatan instalasi kelistrikan di Indonesia. Kristianto menegaskan, pengembangan SNI di bidang kelistrikan merupakan wujud komitmen nasional dalam menciptakan sistem kelistrikan yang mendukung masa depan Indonesia yang aman dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, pengembangan SNI yang relevan dan adaptif terhadap perkembangan teknologi serta kebutuhan nasional menjadi kunci agar sistem instalasi, peralatan, dan komponen listrik di Indonesia. Deputi Bidang Pengembangan Standar BSN Hendro Kusumo menjelaskan, pengembangan standar yang baik menjadi katalisator bagi praktik regulasi yang efektif di sektor kelistrikan nasional.
Menurut Hendro, sebagai lembaga pemerintah nonkementerian yang bertanggung jawab di bidang standardisasi, BSN berkomitmen mendorong pengembangan SNI yang relevan dengan kebutuhan nasional dan perkembangan teknologi terkini. Pentingnya peran SNI sebagai acuan wajib juga diperkuat oleh sektor regulator, di mana SNI dapat menjadi jembatan adaptasi praktik global dengan realitas di Indonesia.
Apa tanggapan ESDM? Direktur Teknik Kelistrikan dan Lingkungan Kementerian ESDM Bayu Nugroho menegaskan, kepatuhan terhadap standar yang dikembangkan BSN bersifat wajib dan terintegrasi ke dalam sistem perizinan.
“Seri SNI 0225 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik/PUIL) telah menjadi basis utama dalam regulasi Si Ujang Gatrik untuk mendapatkan Nomor Identifikasi Instalasi (NIDI). Ini adalah mekanisme yang memastikan instalasi telah memenuhi aspek keamanan wajib sebelum memperoleh Sertifikat Laik Operasi (SLO),” kata Bayu.

3 hours ago
2












































