6 Jenis Ayam Potong yang Biasa Jadi Bahan Ayam Goreng

1 day ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Ayam goreng adalah salah satu hidangan favorit banyak orang di Indonesia. Rasanya yang gurih, teksturnya yang renyah di luar, namun tetap lembut di dalam membuat hidangan ini disukai oleh kelompok dari segala usia.

Di balik kelezatannya, ada satu komponen penting yang menentukan hasil akhir dari masakan ini, yakni jenis ayam potong yang digunakan. Pemilihan ayam potong yang tepat akan memengaruhi rasa, tekstur, dan tingkat keempukan daging setelah digoreng.

Secara umum, ayam potong yang biasa digunakan untuk ayam goreng memiliki karakteristik tertentu, seperti ukuran tubuh, kadar lemak, dan usia ayam saat dipotong. Masing-masing jenis memiliki keunggulan tersendiri.  

Berikut ini jenis-jenis ayam untuk ayam potong, di antaranya: 

1. Ayam Broiler

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip dari chickin.id, ayam broiler merupakan jenis ayam pedaging yang memiliki ukuran tubuh cukup besar dan daging yang tebal. Jenis ayam ini memang secara khusus dibudidayakan untuk konsumsi. Ayam ini memiliki masa panen yang relatif singkat, yakni sekitar 40 hari.

Ayam broiler umumnya lebih mudah ditemukan di pasar swalayan dibandingkan pasar tradisional. Karena jumlah dagingnya yang melimpah, ayam ini kerap menjadi pilihan utama para pelaku usaha kuliner berbasis olahan ayam. 

2. Ayam Kampung

Berbeda dengan broiler, ayam kampung memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dan warna daging yang cenderung lebih gelap. Tekstur dagingnya pun terasa lebih padat dan agak alot. Proses pemeliharaannya berlangsung lebih lama, yaitu sekitar 3 hingga 5 bulan.

Ayam kampung biasanya didistribusikan melalui pasar tradisional atau tempat penjualan tertentu. Cita rasa khas serta teksturnya yang unik membuat ayam ini sering dipilih untuk hidangan tradisional, termasuk ayam goreng khas rumahan.

3. Ayam Organik

Ayam organik berasal dari indukan yang dipelihara tanpa paparan bahan kimia, termasuk obat-obatan. Dilansir dari Podomoro Feedmill, bibit ayam ini bisa berasal dari ayam broiler, pejantan, maupun ayam lokal, asalkan seluruh proses pemeliharaannya dilakukan secara organik. Tidak hanya pada tahap pemeliharaan, proses pembersihan, pemotongan, hingga pengemasan dagingnya pun harus bebas dari bahan kimia.

Ukuran tubuh ayam organik umumnya lebih kecil dibanding ayam pedaging biasa. Meskipun demikian, rasa dagingnya dinilai lebih gurih daripada ayam broiler. Karena proses pemeliharaannya yang ketat, ayam organik banyak diminati oleh masyarakat yang menerapkan gaya hidup sehat. Harganya pun relatif lebih mahal dan harus disertai sertifikat organik resmi untuk menjamin kualitasnya. 

4. Ayam Pejantan

Ayam pejantan merupakan hasil sortiran dari ayam petelur yang berjenis kelamin jantan. Karena tidak dapat dijadikan ayam petelur, ayam ini kemudian dimanfaatkan sebagai ayam pedaging. Mengutip Podomoro Feedmill, masa pemeliharaannya berlangsung sekitar 7 hingga 8 minggu, dengan berat rata-rata 0,6 hingga 0,7 kilogram saat panen.

Secara fisik, ayam pejantan memiliki tubuh yang lebih ramping dibanding ayam broiler. Namun, tekstur dagingnya padat, berisi, rendah lemak, dan memiliki cita rasa yang gurih, hampir menyerupai ayam kampung. Hal inil yang membuat ayam pejantan sering dijadikan alternatif bahan masakan, termasuk untuk menu ayam goreng. 

5. Cornish Cross

Merangkum dari chickcoop.in, cornish cross merupakan salah satu jenis ayam broiler yang paling banyak digunakan dalam industri peternakan. Ayam ini dikenal memiliki laju pertumbuhan yang sangat cepat serta efisiensi tinggi dalam menghasilkan daging. Ciri fisiknya meliputi bulu berwarna putih, kaki pendek, dan tubuh yang lebar. Dalam waktu 6 hingga 8 minggu, ayam cornish cross sudah dapat mencapai bobot panen, menjadikannya pilihan utama dalam produksi ayam pedaging berskala besar.

Cornish cross memiliki kemampuan tumbuh dengan sangat cepat dan mampu mencapai bobot ideal untuk dipanen hanya dalam waktu 6–8 minggu. Selain itu, jenis ayam ini sangat efisien dalam mengonversi pakan menjadi daging sehingga sangat cocok untuk kebutuhan produksi komersial.

6. Dark Cornish

Dark cornish merupakan salah satu ras ayam warisan yang dikenal dengan daya tahan tubuh yang kuat serta kualitas daging yang unggul.

Dilansir dari chickcoop.in, ayam ini mampu beradaptasi dengan baik di berbagai kondisi iklim dan sering dimanfaatkan dalam sistem peternakan skala kecil atau rumahan. Selain sebagai sumber daging, ayam ini juga tergolong sebagai ras dwiguna karena mampu menghasilkan telur dengan cukup baik.

Meskipun memiliki banyak kelebihan, laju pertumbuhan ayam ini lebih lambat dibandingkan ayam broiler modern. Hal tersebut menjadikannya kurang efisien untuk produksi komersial berskala besar yang mengandalkan panen dalam waktu singkat. Namun, cita rasa daging yang lebih kaya menjadikan dark cornish tetap diminati oleh sebagian kalangan, terutama dalam budidaya unggas tradisional dan organik.

Dalam konteks kuliner, terutama masakan populer seperti ayam goreng, pemilihan jenis ayam menjadi faktor penting untuk mencapai cita rasa dan tekstur yang diinginkan.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |