REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Tim SAR gabungan kembali menemukan tiga korban yang hilang pascalongsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng). Saat ini korban tewas akibat bencana tersebut tercatat sebanyak 16 jiwa dan tujuh lainnya masih dalam pencarian.
"Iya, hari ini tiga korban ditemukan dari lokasi pencarian," ungkap Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Jateng, Muhamad Chomsul, ketika dikonfirmasi Republika, Senin (17/11/2025).
Dia menambahkan, saat ini pencarian korban hilang masih terus dilanjutkan. Dari tujuh yang masih hilang, enam di antaranya merupakan warga Dusun Tarukahan. Sedangkan satu lainnya adalah warga Dusun Cibuyut.
Chomsul mengungkapkan, setidaknya 1.001 personel, terdiri dari tim Basarnas, BPBD, TNI-Polri, dan relawan, diterjunkan dalam operasi SAR yang memasuki hari kelima. Sebanyak 22 ekskavator, termasuk 15 ekor anjing pelacak (K9), turut dikerahkan guna mempercepat penemuan korban hilang.
Menurut Chomsul, saat ini terdapat 112 warga mengungsi. Mereka menempati bangunan Balai Desa Cibeunying dan gedung sekolah MTs yang terletak tak jauh dari lokasi bencana.
Longsor di Dusun Tarukahan dan Cibuyut merubuhkan 16 rumah. Sedangkan 16 rumah warga lainnya terancam. Chomsul mengungkapkan, hujan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi mengguyur Cilacap. Hal itu membuka risiko terjadinya longsor susulan.
Sebelumnya Gubernur Jateng Ahmad Luthfi memerintahkan Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman menyiapkan lahan seluas 3,5 hektare untuk pembangunan hunian sementara (huntara), termasuk hunian tetap (huntap), bagi warga terdampak bencana longsor di Desa Cibeunying. Hal itu disampaikan Luthfi seusai meninjau lokasi terdampak longsor pada Ahad (16/11/2025).
Luthfi mengungkapkan, berdasarkan penilaia di lokasi, terdapat potensi terjadinya longsor susulan. Hal itu karena masih adanya retakan pada bukit tanah di sekitar area terdampak.
"Kami sudah koordinasi dengan Bupati (Cilacap) untuk menyiapkan lahan 3,5 hektare di Majenang. Nanti disiapkan rumah biar aman, karena masih ada retakan," kata Luthfi.
Menurut Luthfi, di lahan tersebut nantinya dibangun huntara dan huntap untuk warga yang rumahnya terdampak longsor. Proses pembangunan akan ditangani Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Mengingat banyak daerah di Jateng yang rawan terdampak bencana, Luthfi meminta BPBD Jateng untuk terus aktif menyosialisasikan peringatan potensi bencana kepada warga. "BPBD harus terus sosialisasi, wilayah mana saja yang rawan dan bagaimana antisipasinya. Masyarakat juga harus paham, bahwa Jawa Tengah itu supermarket bencana. Jadi kewaspadaan harus ditingkatkan dan saling mengingatkan, jika ada tanda-tanda potensi bencana terjadi," ucapnya
Bencana longsor di Dusun Tarukahan dan Cibuyut terjadi pada Kamis (13/11/2025) malam. Kepala BPBD Provinsi Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan, mengatakan, berdasarkan informasi yang dihimpunnya, sebelum longsor, terjadi retakan di bukit tanah yang berada di dekat kedua dusun tersebut.
"Kemudian terjadi longsor sedikit, tidak terlihat. Kan sempat terjadi hujan deras, nah longsoran sedikit atau retakan ini kemasukan air yang mungkin cukup masif, yang akhirnya menciptakan sliding. Jadi longsor ini longsoran sliding," kata Bergas ketika diwawancara pada Jumat (14/11/2025).
Dia mengungkapkan, berdasarkan data historis BPBD Jateng, bencana longsor di Desa Cibeunying baru pertama kali terjadi. "Daerah ini termasuk baru kali ini terjadi longsor," ujarnya.

3 hours ago
4






































