Wamenpar Minta Praktik Pungli Tak Terjadi Lagi setelah Ratenggaro

5 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus pungutan liar (pungli) yang dialami wisatawan dan Youtuber Jajago Keliling Indonesia di Kampung Adat Ratenggaro, Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi sorotan Kementerian Pariwisata. Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa meminta agar tidak ada lagi pungli di tempat-tempat wisata.

"Saya rasa kita semua punya komitmen yang sama, punya perasaan yang sama bahwa praktik-praktik seperti ini (pungli) tidak boleh terjadi," kata Ni Luh dalam keterangan pers yang dikutip Kamis, 22 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penghapusan pungli menjadi salah satu kunci untuk menciptakan destinasi yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Hal itu sekaligus memastikan dampak positif pariwisata dirasakan langsung oleh masyarakat.

Pendampingan dan Pembinaan Masyarakat 

Sehari sebelumnya, Kementerian Pariwisata bersama seluruh stakeholder pariwisata di Provinsi NTT dan Kabupaten Sumba Barat Daya menggelar rapat tindak lanjut penanganan pungli secara daring

Dalam rapat itu, Ni Luh mengatakan bahwa perlu dilakukan pendekatan yang bersifat preventif dan edukatif, khususnya pada anak-anak dan masyarakat yang ada di sana. Ia mengatakan bahwa Kementerian Pariwisata akan berkoordinasi dan berkolaborasi dengan dinas pariwisata provinsi maupun kabupaten untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat terkait pengelolaan destinasi pariwisata dan sadar wisata.

Ni Luh mengatakan masyarakat juga perlu dilibatkan secara aktif dalam semua ekosistem pariwisata di desa wisata dan destinasi pariwisata melalui skema pelatihan, pembinaan, serta penguatan ekosistem pariwisata. Hal itu diperlukan agar masyarakat bisa mendapatkan peluang usaha dari berkembangnya aktivitas pariwisata.

Pembekalan untuk Wisatawan 

Selain kepada penduduk lokal, pembekalan juga perlu diberikan kepada wisatawan, terutama mengenai nilai-nilai kearifan lokal, tradisi, dan kebiasaan setempat, termasuk kondisi sosial ekonomi masyarakat di destinasi. Hal itu  tidak kalah pentingnya untuk kenyamanan aktivitas berwisata.

Kemenpar juga mengimbau wisatawan yang ingin memberikan bantuan pendidikan ataupun uang agar tidak memberikan langsung disampaikan kepada anak-anak di lokasi destinasi yang dikunjungi. Bantuan bisa diberikan melalui koordinasi dengan lembaga desa, komunitas, atau pemerintah daerah agar penyaluran bantuan bisa terkoordinasi dan tersalurkan dengan baik.

"Ini harus jadi titik balik bagi pariwisata di Sumba dan NTT untuk menciptakan pariwisata berkualitas yang tertib dan inklusif. Kita harus berkolaborasi bersama, kami mendukung penguatan SDM lokal melalui pelatihan digital, pemasaran destinasi, dan manajemen destinasi berbasis komunitas," ujarnya.

Kampung Adat Ratenggaro viral setelah Jajago Keliling Indonesia mengunggah video wisata di desa adat tersebut yang diwarnai dengan banyak kasus pungli. Dalam video yang viral, pemilik akun tersebut, pasangan John dan Riana, diikuti banyak anak yang menagih tarif untuk aktivitas seperti berfoto, menyewa kuda, menerbangakan drone. Jumlah yang ditagih, menurut John, di luar kesepakatan. Dihubungi Ahad, 18 Mei 2025, John mengonfirmasi kejadian tersebut mereka dialami pada 12 Mei 2025.

Ratenggaro menjadi salah satu destinasi yang banyak disambangi wisatawan di Nusa Tenggara Timur karena keunikan budaya dan keindahan alamnya.

Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor:  Cara Desa Adat Bali Menertibkan Pungutan Liar untuk Pendatang
Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |